Jelas sekali
waktu pandai menipu, nggak terasa udah akhir tahun lagi. Tahun memang segera
berganti, tapi nggak ada salahnya merekontruksi
niat lebih awal. Niat untuk lebih fokus ke tugas akhir yang terasa mulai
alot, niat untuk mengurangi kesantaian
atau lebih tepatnya kemalasan. Niat untuk lebih berani menghadapi segala
rintangan yang akan datang termasuk menghadapi sang Doping yang ehem, sering agak membuatku paranoid
sendiri, (jangan salah sangka Pak, ini murni kesalahan saya, bukan Bapak).
Selama ini,
mungkin tugas akhir sudah kutempeli cap
beban, beban, dan beban. Dan lulus tepat waktu kuemblemkan tuntutan,
tuntutan, dan tuntutan. Lalu apa yang
kudapat?? Kepuasan? tidak ada sama sekali, yang kudapati hanya keluhan dari
diriku sendiri untuk diriku sendiri. Ternyata niat itu terkadang melenceng,
ikhlas itu terkadang tergerus. Semua memang harus diluruskan and I believe Allah will always show the way.
Aku memang belum
bisa sepenuhnya mencintai tugas akhir ini. aku tidak pernah merasakan
kebahagian yang kurasa saat aku menggarap cerita-cerita fiksi itu. Tapi aku
sadar, ini hanyalah soal bagaimana kita memberikan hati pada apa yang kita
kerjakan. Aku hanya harus memberikan hati dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Setidaknya mengerjakan tugas akhir ini masih dalam kategori dunia tulis-menulis
yang kusenangi, meskipun beda liga. Ya, tugas itu mungkin memang syarat
kelulusan, tapi anggaplah sisi baiknya aku sedang memperkenalkan kehidupan komunitas
primordialku dalam ranah yang lebih ilmiah.
Hal lain yang
membuat aku harus survive dalam
menuntaskan tugas akhir ini adalah mereka yang “ada” dan mereka yang bersuara “kamu bisa”. Ya, aku memang sempat terpuruk,
aku sempat jatuh ke titik nadir saat sifat overvalued
itu merajai diriku. Tapi sekarang aku tahu, aku tidak sendiri, tidak pernah
sendiri, selalu ada dukungan moril dan materil dari my beloved mum dan kak Ran.
Selalu ada teman seperjuangan seperti
yantchan yang terlalu setia saling mendukung, membantu dan menguatkan. Selalu ada
motivator karbitan yang paling jenius seperti ira the alien, yang berkali-kali bilang aku mampu. Selalu ada tangan-tangan
lain yang menguatkan, dan yang paling mutlak selalu ada Allah, dzat yang Mahamenjaga.
Semuanya menjadi alasan yang paling tepat untuk melanjutkan perjuangan tugas
akhir.