Kamis, 22 Oktober 2015

Sista birthday post..

Lahir dari rahim yang sama tidak membuat kami memiliki tabiat dan sifat yang sama. Kakak adalah si ekstrovert yg selalu sukses membangun relasi dengan siapapun. Sementara aku adalah si adik introvert yg lebih menggilai kesendirian dan selalu diselaputi keanehan.

Memutuskan untuk tinggal dan bekerja di lingkungan kakak membuatku tahu segala sesuatu tentangnya yg selama ini tidak kutahu ataupun kadang salah kuinterpretasikan.

Biasanya aku hanya menghadapinya pada musim musim tertentu, semisal musim lebaran ketika ia pulang kerumah. saat itu yang kutahu kakak hanyalah si nona ratu shopping yang bawel. Namun mengenalnya setiap hari dalam suasana kerja membuatku sadar bahwa aku memang salah interpretasi. Kakak adalah pekerja keras yang pintar, kepribadian kerjanya sekarang mungkin adalah hasil akumulasi tempaan waktu dan situasi sebelumnya.  Buah yg ia petik sekarang bukan semata dari pohon ajaib yg tiba tiba  tumbuh dibelakang rumah dalam semalam tapi hasil menanam bibit, hingga tumbuh bertunas dan menghasilkan buah.

Berada dalam lingkungan kerja yang sama, membuatku sadar kami berada dalam kasta yang berbeda. Hubungan adik kakak tiba saja lindap. Ia berubah menjadi orang lain yang tak pernah bisa kujengkali.

Tapi sebenarnya bukan itu yg kutakutkan. Aku hanya takut orang orang membuat komparasi terhadap kami. Dunia dan realitas yang kompetitif ini menjadikan orang orang peka dan pintar membandingkan. Orang- orang hanya akan terus menilai. Padahal aku tetap saja si adik yg introvert. Dan kakak tetap saja menjadi si supel ekstrovert.


Edisi curhat di ulang tahun kakak
Happy birthday, Allah Bless You as Always

Iyat

Selasa, 20 Oktober 2015

Rembulan Jingga Sesore ini

Semua tetap asing, jiwaku tak mampu melebur
Sepanjang jalan setapak kecil yg penuh liku dan selalu dibalut kabut asap,
Aku merenungi tahap demi tahap perjalanan
Rembulan jingga itu tetap ada, di langit asing yang masih sama
Namun ia tak pernah terasa asing
Menemani dan menjadi teman imajiner setia

Wahai rembulan jingga, langit belum gulita
Tapi mengapa biasmu begitu kentara

Adakah kau mampu memindai hatiku
Yang kadang hanya mampu memendam
Adakah kau mampu menerjemahkan keluhku yang tak mampu bersuara

Rembulan jingga
Mengapa kau hadir sesore ini
Dalam sapuan sepanjang setapak kecilku

Iyatt
About inferior person

Di oktober -yang anehnya- masih kemarau