Kamis, 30 Mei 2013

PKL Moment part III


Holaaaa all..
apa kabar nih..?
langsung aja yah kita sambung sepanjang jalan kenangan PKL part III nya.
Cekidot!
Hari seninnya, gbf featuring Nobinna piket lagi All. Yang lain seperti biasa pada bagi-bagi tugas ngajar di PAUD (pos paud, pos paud sangatlah berguna.. bagi pendidikan syalalala… yak, cukup. >_< *nyanyiin jingle Paud*) sebagian lain lagi, bagi-bagi tugas wawancara. Yunai ama yani kebagian wawancara ke Kantor kepala desa. Karena yantie-chan mau ikutan, aku juga nggak mau ketinggalan. Aku minta ikut juga wawancara. Meskipun entar disana –seperti biasa- nggak terlalu dibutuhkan, tapi aku tetap maksa ikut (^_^)9.
Alhasil kendaraan yang bakal dipake jadi nggak cukup. Terpaksa deh, tarik tiga. Ternyata kantor  kepala desanya lumayan jauh, all. Sampe disana kami awalnya nggak berani masuk, malah saling tunjuk (kalo kata salah seorang dosen kami, jiwa seperti itu nggak-militan-banget). Akhirnya ana dan ketua nunggu diluar. Kami berempat masuk dan menemui sekdesnya. Sekdes bilang Pak Kades lagi diluar dan kami harus buat janji dulu. Akhirnya kami memilih menelepon Pak Kades dan beliau berjanji datang. Sayangnya, kami gagal wawancara kades, beliau buru-buru karena ada suatu urusan. Jadi disuruh datang lagi esoknya. Di kantor desa kami sempat ketemu sama mahsiswa PKL poltekkes. Kayaknya mereka lagi ada keperluan juga, bedanya mereka keliatan napsu banget, rombongan pake almamater kuning mereka. Dan mereka lebih keliatan kayak lagi kampanye suatu partai (maap ya guys, nggak maksud).
Di jalan pulang kami berhenti sebentar buat nge-shoot jalan rayanya buat keperluan film Dokumenter. Yunai, Yantie-chan, dan Rida juga ikutan ambil bagian, tapi rekaman mereka akhirnya batal karena dinilai terlalu infotaiment. Soalnya suara mereka –yang lagi gosipin cowok- ikut terekam (All…All terus kelen gitu…).
Menjelang sorenya, anak-anak desa sei rotan pada berdatangan (tentu aja soal tawaran kami memberikan pelajaran tambahan kemarin). Makin sore, anak-anak yang berdatangan makin banyak, mungkin sekitar 30 sampe 40-an. Kami juga nggak nyangka anak-anak sini bakal antusias buat datang dan belajar. Meskipun niatnya cuma buat diajarin ngerjain pe-er, atau buat main, tapi kami tetap aja senang. Itu berarti inisiatif kami diberi apresiasi yang baik.(ceile, bahasanya…)
Murid-murid yang datangpun beranekaragam, mulai dari Anak PAUD, sampe anak SMP. Akhirnya kami berbagi tugas buat ngajarin mereka. Aku yang awalnya cuma liat-liat ibu guru yunai ngajar anak paud, diminta bantuan buat ngajar salah seorang murid kelas lima SD. Dan tebak pelajarannya apa? MATEMATIKA All…. Sebenarnya aku mau bilang ‘no, thank you’ gitu liat itu pe-er anak itu yang ternyata bernama Febri. Tapi aq nggak tega, jadi aku terusin bantu itu pe-er yang ternyata susah bagiku.
Kegiatan pembelajaran dihentikan ketika magrib datang, anak-anak kami ajak sholat magrib berjamaah. Senangnya mereka juga antusias. Mereka bahkan udah bawa-bawa mukena dari rumah. Selepas sholat magribnya kegiatan belajar dilanjutin. Aku sebenernya udah nggak kuat ngajar ini si febri, bukan karena dianya, tapi lebih karena pelajrannya yang terus terang sangat membuatku tertekan lahir batin, jasmani rohani. Maklumlah, hubunganku dengan matematika itu adalah hate relationship.
Mendadak sebuah mukzizat datang, Anggi nawarin aku ngajar bahasa inggris. Tanpa buang kesempatan aku langsung kabur aja dan menyerahterimakan tugasku sama febri gbf. Berhubung mereka sama-sama febri, kurasa mereka lebih berjodoh untuk jadi guru-murid ketimbang denganku.
Muridku yang baru ternyata anak kelas lima juga, mereka adalah si kembar salma-salmi, kemudian ayu dan kezia. Salma-salmi tampangnya sangat mirip. Rambut mereka juga sama-sama dikuncir tinggi. Bedanya Salmi tomboy, sedangkan salma anggun. Ngajar itu ternyata lumayan fun, apalagi kalo ngajarin pelajaran yang kita kuasai dan murid-muridnya bersikap welcome. Kalo ngajar sukarela jadi ngerasa lebih santai, dan tidak merasa harus memenuhi tuntutan.
Dalam kegiatan belajar ini, guru yang paling populer adalah bang sugai dan sister linda gbf. Sugai paling banyak murid ceweknya. Bahkan murid-murid sugai paling cepat datang dibanding yang lain. setiap mereka datang pasti langsung teriak manggil manggil’ bang sugi..bang sugi…’ sampe-sampe hampir membuat yunai jealous. Sementara sister linda gbf popular karena pelajaran yang dibawain  menarik. Cara mengajar sister linda gbf juga seru, buat anak-anak terhibur dan nggak bosan. Tapi sayangnya sekarang kegiatan pembelajaran udah selesai, dan anak-anak kelas tiga yang dididik sister linda dijamin pada kangen dia. (good night sister linda, see you later…*terikan jingle anak didik linda gbf*)
Keesokan harinya di hari selasa, kami, triple Y featuring ana rida kembali piket. Seperti biasa kalo lagi piket, pastinya di dapur mulu buat masak-masak, cuci-cuci, dan bersih-bersih jadi tidak banyak moment yang kulihat. Siangnya kami sempat keluar bentar sama yantie-chan buat belanja (we miss 78 degree so much, but now I can’t dink it again. Bye 78 degree..T_T). Sorenya, seperti kemarin, kami kembali memberi pelajaran tambahan buat anak-anak sei rotan. Kali ini ternyata muridnya lebih banyak lagi sampe-sampe sholat magribnya mesti dipisah diruangan berbeda. Setelah kegiatan belajar berakhir, kami siap-siap bantu-bantu nyiapin kue kotak buat dibagiin bansos anak yatim yang diadakan GMN. Kegiatan bansos itu diakhiri dengan acara kibotan. Kamipun diajak warga buat liat acara kibotan, sebelum pergi sempat terjadi insiden yang membuat kami nggak enak hati. Meskipun insiden itu sempat menimbulkan masalah,Tapi akhirnya dapat diselesaikan juga. Di acara kibotan, kami diminta menyumbangkan lagu, kami sebenarnya ingin menyerahkan pada ahlinya, linda gbf, tapi demi rasa solidaritas yang tinggi pasukan pelopor para all-all, kami ikutan naik ke panggung.  Ternyata, lagu-lagu yang pengen kami nyanyikan tidak ada semua (kebanyakan lagu lawas sama lagu dangdut). Mendadak, tanpa aba-aba dan persetujuan, si oom kibordis masang lagu bukan bang toyib. Karena terlanjur keki, kami lanjut nyanyi heboh, yunai dan  yantie-chan nyanyi and joged heboh. Yang lain, sangkin malunya pura-pura transparan diatas panggung -_-.akhirnya, Linda gbf bertindak sebagai leader kami yang lebih mirip girlband gagal ini. Aku dan temen-temen lain merutuk penuh penyesalan karena kami dipanggil dadakan. Coba diberitahu dari kemaren-kemaren bakal nampil. Kami pasti bakal berlatih keras buat nampilin koreo andeca andeci dengan all out (hadeuh…>,<). Ujung-ujungnya, karena kepalang malu penampilan kami berubah mirip acara perkolong-kolong kerja tahun. si Oom kibot ikut-ikutan masang musik karo. Dan kami tanpa tahu malu lagi nari-nari karo nggak jelas ( lanjuttt All….). Sampe akhirnya disuruh turun dengan terhormat karena ada lagi yang bakal nampil.
Setelah nampil kami poto-poto bareng anak poltekkes dan kemudian memilih pulang karena bakal masih ada acara di rumah nenek ngati, yaitu acara ulang tahun pak Rano, salah satu anggota KUBE bagian bordir. Show kibotanpun akhirnya berpindah ke rumah, kami bernyanyi sambil bergitar ria. linda gbf masih bertindak selaku leader girlband gagal. Lagupun semakin lama semakin melenceng. Show dirumah akhirnya berubah menjadi dangdutan. Vocal group du…du..du.. kembali eksis dengan anggota barunya, si Putra gbf.
Okay lahh All…..
Aku sudahi dulu, entar kita sambung PKL moment 17 pasukan pelopor para All-all di part IV.
Bye Alll…

Fitria tee

Senin, 27 Mei 2013

PKL Moment Part 2

Balik Lagee neh Alll....
Masih ngelanjutin cerita PKL Moment yang part I, yang-sungguh-sangat-tidak-asik itu. Tapi nggak apalah ya...All

Hari selanjutnya, nggak terlalu banyak yang dapat kuingat. maklum, aku dan triple Y ku (yunai dan Yantie-chan) plus ana dan rida sedang kebagian piket. jadi kami lebih banyak di dapur All (bilang aja nggak niat posting, hihihi...). kalo gak salah (kalo salah yaaaa maap, aku kilaf) Gbf dapet tugas ngajar PAUD, yang lain juga pada sibuk dokumentasi buat film and cari informan yang akan diwawancarai. sementara sang ketua pasukan All-all malah kabur, meniggalkan dua orang istri dan seorang anak bernama keropi yang sedang menderita Hidrocepallus (peace ketua,^_^v)

Selebihnya, yang dapat kuingat adalah kami yang sibuk masak didapur, sibuk cuci piring, dan sibuk menyerut buah-buah untuk dijadikan es rujak serut ala chef yantie-chan queen. sekedar info, ketua chef kami adalah cheff Yunai-queen, yang sangkin profesionalnya, minyak goreng pada berpindah tempat ke wajahnya. tapi kami akui yunai emang sangat bersemangat memasak (keep fighting >.<9)

Hal lain yang dapat kuingat adalah, anggota chef Ana yang asik ngabisin kuini buat jus dan sempat bikin bete, dan yang paling parah, malah menggoreng sereh buat masakan gulai (naaa... naaaa... trus kw gitu..)

Karena malemnya malem minggu, semua pada telponin ayangnya..termasuk yantie-chan. sementara aku merana mendengar curhatan kak rani (sisterku itu). setelah sesi telpon-telponan selesai, kami akhirnya disuguhkan dengan drama langsung. dan waww... dramanya sangat fenomenal all, pemerannya adalah pasangan CLBK yang-ehem-udah-pada-tau-khan-alll-?...dramanya sih mirip-mirip adegan akad nikah di KUA, dengan sub judul mengenang kisah masalalu kedua pemeran utama yang dilanda CLBK ini. para All-all sempat heboh karena drama ini, bahkan aku sempat mengabadikan momentnya, yang kata kedua pemeran nggak boleh di publikasikan. .. jadi maap ya bagi All-all yang menantikan kalo kalian kecewa (lebay lagi)

Hari selanjutnya ( aku lupa udah hari keberapa T^T), triple Y ku featuring ana rida, dapet tugas belanja pagi-pagi. sebenarnya yang belanja tetap aja sang mandor yunai, sementara, aku dan yantie-chan malah ritual pra-sarapan gorengan. hari itu adalah hari kerja bakti di desa sei rotan yang dilaksanakan GMN. jadi selesai sarapan, kami ikud nimbrung bantu-bantu kerja bakti. ternyata All, di desa sei rotan banyak pemuda-pemudanya. tapi pemudinya sedikit. kami mulai kerja-kerja bakti dari gerbang dusun IX sampe sebelum musolla. belum apa-apa, si yantie-chan udah kabur duluan. kerja bakti ini lumayan membuat kami lelah. tapi sedikit terhibur dengan jambu-jambu warga, yang sempat kami minta (ana jadi tarzan yang manjat and metikin jambu). ana bahkan napsu banget ngambilnya sampe satu plastik besar ( makasih ya, buat keluarga sang empunya itu pohon)

siang sampai sorenya kami habiskan dengan kembali berguru membuat handicraf dari a'a joko. maklum, belum ada kegiatan yang dapat kami lakukan karena, kantor kades baru buka hari senin esoknya, dan belajar tambahan buat anak-anak sei rotan baru akan dimulai esok. jadi kagi-agak-santai dulu.

malamnya, aku dan yantie-chan menyelingi waktu dengan mengetik tugas korupsi. awalnya masih aman tentram damai, sampai sang ketua Para All-all kembali. sekembalinya sang ketua, lagi-lagi disuguhkan drama.  kedua istrinya pada sibuk bersilat maut menimbulkan kegaduhan, dan salah seorang istri malah kena tabok dimata. si keropi asik ngeliatin mereka aja.

Okaylah all. segini dulu postingan part II nya, maap kalo ada salah-salah kata, maap kalo ada banyak adegan-adegan yang tak terpotong, maap beribu maap karena isi part dua ini kesannya nggak mutu banget. maap ya All. maklumlah ingatan saiia apa adanya dan saiia masih blogger amatiran (lagi-lagi cari alasan -_-)

Oh ya, buat Iqbal, my little brother.. keep fighting yahh, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, meski kedengaran klise, tapi memang benar adanya itu pepatah. jangan putus asa.  kakak juga pernah gagal... dont give up little brother. Yes, u can!


fitria tee


Minggu, 26 Mei 2013

PKL Moment part 1

Hai All,

Sesuai janji, aku posting neh, sepanjang jalan kenangan PKL 17 pasukan berkuda pelopor, pembawa kebajikan dan kebenaran, menumpas kejahatan dan membawa perdamaian di Desa Sei Rotan (mulai deh, lebayy )

Perjalanan kami dimulai dengan jasa angkot 41 yang membawa kami ke desa tujuan, yaitu desa Sei Rotan, kec. Percut Sei Tuan kab. Deli Serdang. Disana kami menginap di rumah Nenek Ngati, tempat kami tinggal sepuluh hari selanjutnya. Rumah nenek Ngati merupakan sekolah PAUD Seroja 1 sekaligus tempat pelaksanaan program sosial yang sering diadakan warga di waktu-waktu tertentu seperti BKB, BKR, Posyandu, dan lain-lain. mirip mirip balai desa lah All.

Nenek Ngati tinggal bersama dua anaknya,  Kak Ari, dan Putra serta saudaranya yaitu A'a Joko. bersama merekalah kami menghabiskan waktu selama sepuluh hari, dan mereka-mereka adalah orang yang telah banyak membantu kami ini itu.(sangat terima kasih buat nenek, kak ari,putra dan a'a joko, kalian adalah keluarga baru kami di sei rotan)

Malam pertama di sei rotan kami mulai dengan briefing buat acara apa saja yang akan dilakukan esok hari, mulai dari urusan money,money,money, urusan piket masak, bersih-bersih dan belanja, urusan cari data dan informan, urusan program mengajar Paud di pagi hari, dan program memberikan pengajaran tambahan di sore sampai malam hari untuk anak-anak sei rotan.

Briefing baru selesai tengah malam dan kami beranjak tidur. karena sebagian besar pasukan pelopor (dipanggil All-all) adalah perempuan, jadi yang tidur di kamar(yang udah kami ubah menjadi tempat penyimpanan barang dan jemuran dadakan, maafin kami lah nek, kami khilaf ^_^v) hanya empat orang saja. selebihnya tidur diluar. sedangkan pasukan laki-lakinya tidur di ruangan terpisah.

Paginya, berbagai aktivitas dimulai. kami mulai mengantre mandi dan lain-lain. para all-all sibuk dengan tugas masing-masing. Pagi buta, pasangan CLBK  sugai-yunai sudah berbelanja ke pasar batang kuis. kelompok piket Gbf featuring Binna juga menyiapkan sarapan, teman-teman yang lain pada siap siap untuk bantu-bantu kegiatan Posyandu. sedangkan aku dan teman-teman lain bersiap membantu mengajar di PAUD Seroja I dan Seroja II.

Menjelang kegiatan Posyandu berakhir, sebagian teman bersiap dengan tugas wawancara dan Dokumentasi Film, yakni kegiatan posyandu dan Kube sejahtera. sepanjang hari itu kami habiskan dengan berbagai kegiatan. waktu terasa singkat. Sorenya kami belajar membuat handicraf dari A'a Joko, sementara Gbf featuring Binna, masih sibuk dengan kegiatan piketnya, bahkan disela-sela waktu piket mereka masih sempat mengajarkan kami perfomance mereka yang fenomenal itu "andeca-andeci ala GBf".

Malam harinya kami kedatangan tamu, yakni para pemuda Desa sei rotan yang tergabung dalam organisasi GMN dan para mahasiswa PKL Poltekkes kesehatan lingkungan Kabanjahe yang juga sedang pkl disana. mereka mengajak kami berpartisipasi pada kegiatan kerja bakti yang diadakan di hari minggu. malam itu kami habiskan dengan bincang-bincang , silaturahmi, dan perkenalan dengan mereka- mereka tadi.

okay all, segini dulu deh postingan kali ini.
entar disambung di Part 2 ajja...

bye all....
fitria tee

after Pkl

haiii All.....
senangnya bisa balik ke rumah, setelah 10 hari menjalani pkl di desa Sei Rotan. Yang pastinya banyak pengalaman seru, lucu, mengerikan, dam masih banyak lagi dan nggak kalah sama pertualangan Dora dan boots serta petanya. semuanya bakal kuposting and aku share sama kalian semua. 
sabar eaaa all...(kayak postingannya ditunggu aja, padahal, diliat juga boro-boro)

Berhubung aku blogger amatiran, entar pkl Journey ini bakal aku buat dalam beberapa part. jadi ditunggu ya All (kosa kata baru sepulang Pkl). sekarang mood ku lagi jelek buat nulis banyak-banyak all dan keripik oleh-oleh Sei rotan lebih menggoda dari pada blogging.

segera hadir kog all cerita 17 pasukan pelopor. semua berawal di Sei Rotan.
fitria tee


Rabu, 15 Mei 2013

One Day

Konbanwa Minasaaannn

Beberapa hari lalu, aku dan yantie-chan mengunjungi suatu tempat seperti yang belakangan kami lakukan. Dan hari itu so surprizedddd….(meski belakangan kami agak menyesal)

Sebenarnya hari itu tidak semengejutkan itu. Tapi paling enggak ,benar-benar diluar dugaan. Hari itu aku bangun pagi dan hanya bermaksud datang ke kampus karena ada diskusi kelompok. Tapi berhubung insomnia sialan itu lagi-lagi menjengukku, aku baru bisa tertidur pukul setengah lima pagi dan melewatkan malam jumat panjang dengan membaca novel republish karya orizuka call me miss j (great story on it)
Jam sembilan pagi, yantie-chan datang menjemput padahal aku baru aja melek dari tidur-dini-hari-ku. Di kampuspun tidak ada yang terlalu mengejutkan  karena kami hanya menghadiri seminar proposal senior yang menurutku dan yantie-chan membosankan. Dan kemudian kami melanjutkan diskusi kelompok yang sebenarnya peranku didalam sangat sedikit sekali.

Selama beberapa minggu belakangan aku terlalu banyak mengeluh ini itu (mungkin Tuhanpun bosan mendengar keluhanku, ampuni aku ya Allah)  tentang sebuah usaha atau tepatnya misi yang pantas sekali disebut sebagai mission impossible (mission imposible yang ini nggak  ada Tom Cruisenya) dan aku hampir putus asa dengan misi itu karena tidak menunjukkan progges sedikitpun. Beruntungnya, -kalau memang dapat dibilang beruntung- yantie-chan selalu menyemngatiku. Meski hal itu tidak berpengaruh banyak (thanks yanti- chan you’re such a lovely friend). Dan karena misi sialan itu, aku harus melakukan sebuah upaya (sumpah mati ,aku tidak ingin mengatakannya) adalah   r-e-n-a-n-g  .
Awalnya aku begitu bersemangat tapi ternyata tidak semudah yang kubayangkan. Kemampuan renangku turun kasta secara drastis (sekarang aku dan yantiechan satu kasta) padahal dulu saja kemampuan renangku juga tidak-bagus-bagus-amat-sangat-standar-dan-amatir. Aku sempat putus asa dan frustasi menemukan fakta bahwa sekarang gaya renang yang kubisa hanya gaya-unggas –yang-penting-ngambang dan yantie-chan bahkan masih lebih baik dariku dalam hal renang gaya unggas itu.
Tapi tak apa(berusaha menghibur diri sendiri), aku sadar berada di sekotak lahan berisi air  itu ternyata juga memberi pengaruh-meski sedikit- positif. Hanya disana aku kembali mendapati mood baikku yang terkadang suka berlarian kesana kemari. Hanya disana aku bisa tertawa lepas dengan perasaaan plong tanpa harus tertawa dan tersenyum palsu seperti biasanya hanya untuk menghargai orang lain. Makasih sekali buat yantie-chan yang dengan senang hati selalu mau diajak ke tempat itu (aku jadi terhaaruuu). Kolam renang sekarang menjadi tempat yang cukup istimewa dihatiku. Membantu melepas penat yang kadang suka berlama-lama melekat seperti benalu.
Yup, kembali pada one day yang kumaksud, selepas diskusi di kampus pada hari itu, aku dan yantie-chan berencana berenang lagi. Kami tidak peduli meski siang ini matahari bersinar terik. Soal kulitku yang semakin hari semakin berubah warna menjadi gelap, aku pun tak ambil pusing. Perduli setan. Toh, pada dasarnya kulitku memang tidak putih. Aku tidak takut hitam (atau sebenarnya aku takut tapi aku mencoba nggak perduli?)
Sebelum menceburkan diri, sebenarnya aku dan yantie-chan udah punya persiapan perang, yaitu baju super tertutup dan sunblock alias tabir surya. terkutuklah si sunblock-mahal-minta-ampun-ini karena tenyata ia tidak berperan banyak melindungi kulit kami dari sengatan sinar matahari. Tapi, ya sudahlah, kan sudah kubilang kami tidak peduli.
Ritme renangku dan yantie-chan biasa saja. Renang dengan rute bolak-balik semampu kami, terkadang bahkan melanggar rute tersebut (tentu  dengan gaya-unggas-yang-penting-ngambang tadi) dengan diselingi banyolan-banyolan konyol ngomentarin orang lain, dan lebih banyak menghina diri sendiri.
Belakangan yantie-chan menemukan spesialisasi renangnya yang-ehem-cukup-langka. Bukan, bukan loncat indah, surfing, apalagi voli air. Bukan sama sekali. Tapi lebih tepatnya semedi di dasar kolam, kadang bersila ala petapa professional, kadang malah berputar-putar ala putri duyung. Dan hebatnya ini dilakuin di dasar kolam dalam waktu yang cukup lama. Super sekali yantie-chan. Sementara aku masih dengan ritme kaku itu tadi, yang sebenarnya sudah membuatku lelah dan pegal-pegal, dan so pasti hitam.
Tapi one day ini benar-benar berbeda, kami yang hanya mencuri-curi pembelajaran renang dari sekitar kami dan mempraktekkanya sedikit-sedikit (sungguh, ini untuk menaikkan kasta kami dalam dunia perenangan amatir) mendadak mendapat sedikit keberuntungan. Hal itu bermula dari kami yang memperhatikan dua siswa unyu (yang ternyata masih SMP) sedang dilatih renang oleh intruktur mereka. Yantie-chan tanpa sengaja mempraktekkan gaya bebasnya yang langsung dikomentarin sama sang instruktur tersebut.

“gaya renang kamu sudah bagus, tapi kalo gaya bebas kepalanya nggak nongol, nongolnya cuma waktu ambil nafas aja” kata instruktur itu bijak.

Aku langsung menyela “itu gaya-unggas-yang-penting-ngambang” membuat si instruktur terkekeh. Kemudian sang instruktur (siapapun namanya) menyuruh kami memperhatikan dua anak didiknya berlomba. Cepat, tangkas, dan keren. Bahkan saat mereka menyelesaikannya, aku dengan sikap agak norak bertepuk-tepuk tangan sambil berteriak “bravo, bravo”.

Yang terjadi setelahnya ialah sang instruktur renang itu secara intensif mengajari aku dan yantie-chan (untuk intruktur-renang-siapapun-anda, terimakasih sangat-sangat *membungkuk hormat sambil teriak arigato gozaimaz*). Aku dan yantie-chan berasa diprivatin gratis dan instruktur itu mengajar dengan sangat professional. Mengajari kami secara langsung teknik-teknik gaya renang tertentu dan cara pengambilan nafas yang baik dan benar(yang selama ini kulakukan dengan amat serampangan, yang penting masih bisa napas). Pengetahuan kami bertambah. Tak terasa kami sudah diajarin sejam lebih salah satu gaya renang. Setelah itu sang instruktur mengajak kami ke kolam dengan kedalaman tiga meteran untuk diajarin cara mengambang yang benar (bukan dengan gaya unggas-yang-penting-ngambang yang biasa kami lakukan). Yantie-chan lumayan cepat nangkap arahan sang instruktur sementara aku agak sedikit lelet dan lebih banyak kelelep sehingga begitu banyak air memenuhi hidungku dan membuat kepala pusing.

Di akhir sesi pelatihan renang kebetulan ini, kami baru nyadar kalo dari tadi diliatin dua bule  timur tengah -bernama ahmad dari turki, dan ahmadi dari afganistan- yang lagi ngerayap-ngerayap di pinggir kolam. Sang instruktur ngajak mereka berbincang. Aku dan yantie-chan juga malah ikut nimbrung dalam obrolan itu. Aku dan yantie-chan yang agak tak tau malu menimpali obrolan itu dengan bahasa inggris yang sudah dipastikan grammarnya berantakan (tapi si bule bahasa inggrisnya juga nggak bagus-bagus amat, mereka bilang di Negara mereka bahasa yang digunakan bahasa Persia, dan aku dan yantie-chan bilang di Indonesia kami pake bahasa persatuan bahasa Indonesia. Jadi gimana tuh bul??? Kita pake bahasa inggris ngasal ajalah kalo begitu ^_^v) tapi ternyata, dengan bahasa inggris pas-pasan itu, kami mendapat informasi kalo mereka berdua  itu backpacker, udah tinggal di Indonesia selama tiga bulan, tiap hari renang ke tempat ini, dengan penerbangan dari bandara transit dubai or Singapore yang menghabiskan waktu 3, suka makan ayam, dan yang paling penting adalah ternyata informasi ini semuanya nggak penting. Dari pada ngalor ngidul nggak jelas sama tuh bule-biasa-aja-nggak-mirip-sama-sekali-sama-robertpatinson-orlandobloom-beckam-kaka-fernandoAlonso-vanpersie-schumacher, kami akhirnya lebih memilih ciao pulang sebelum lebih dulu berterimakasih sama instruktur yang telah berbaik hati ngajarin kami.

Aku dan yantie-chan  berjanji kalo entar jumpa lagi sama sang intruktur bakal nggak nyia-nyiain waktu minta ajarin lagi. Di one day itulah, kegiatan renangku dan yantie-chan yang paling melelahkan sekaligus bikin hitam dan nggak bisa bangun normal esok harinya karena badan pegel semua. Tapi banyak ilmu yang kami dapat termasuk soal tidak ada kata terlambat buat belajar sesuatu (misalnya memperbaiki gaya-renang-unggas-yang-penting-ngambang itu tadi). Makasih buat yantie-chan yang selalu ada(yantie-chan kita ini simbiosis mutualisme, it’s about mandat si-ehem-PM yang suruh jagain yayangnya yang agak cengeng and agak o’on. Oopss….) juga buat instruktur dadakan yang baik hati itu, juga buat my great mother; mama, dan my best sister ever; kak rani, yang selalu ngasih pinjaman dan jarang minta ganti. 

Ya udahlah, dari pada malah ngalor ngidul say thanks kemana-mana, mending disudahi saja blogingan hari ini. dadahhh…

Fitria tee

Current song : lucky, Jason Mras feat Colbie Cailat

Selasa, 07 Mei 2013

Dermaga dan Penantian : sepotong prosa sepi


Dermaga ini adalah saksi bisu. Saksi bisu aku menunggu hadirmu kembali. Meski tak tahu kapan kau ‘kan berlabuh, namun dermaga selalu jadi batas penantianku.
Tak perlu kau tahu bagaimana sepinya menunggu. Tak perlu kau tahu seberapa berharapnya aku pada pertemuan kembali. Mereka-reka nafasmu yang terbawa angin laut ke dermaga menjadi kesenangan tersendiri bagiku yang kesepian.
Sendiri itu menenangkan. Sendiri selalu membuat waktu memuai panjang. Memberiku ruang berkisah dengan batin sendiri.  Tapi bukankah terkadang berjalan beriringan denganmu menjadi lebih indah daripada sendiri itu. Karena itulah aku menunggu, menunggu kau pulang. Menunggu kau menjejakan kaki di dermaga ini.
Senja di dermaga masih sama meski kau tak ada. Mega merah masih merona di wajah senja. Tapi senja di dermaga yang tanpamu adalah hampa yang tak terlukis. Hampa yang menggaung pada hamparan langit. Hampa yang menguar dalam hawa mentari yang kan tenggelam.
Mudah saja bagimu pergi, mengarungi hamparan lautan ini yang tepiannya masih membuat kita bertanya. Bukankah aku tak mampu menahanmu? Kemudian aku di dermaga ini. merelakanmu dipeluk mesra ombak, dibelai angin laut yang sungguh membuatku cemburu.
Penantianku selalu terasa panjang, membuatku mengakrabi waktu agar sedikitnya membunuh rindu. kau lagi-lagi tak perlu tahu rinduku telah memenuhi dermaga ini.  dan langkah-langkah kakiku yang sepi ini mulai lunglai. Setiap waktu diterpa halimun yang membutakan pandangan. Aku selalu berharap dibalik buram halimun itulah kepulanganmu.
Aku tak ingin asa merenggut penantian panjangku. Aku tak ingin menyerah. Bersamamu adalah balas tunai segala sepi yang tak lagi peduli. Tapi hadirmu lama-lama tak ubahnya ilusi. Dan ilusipun masih harus kupercayai.
Kalau kau kembali senja ini, percayalah aku masih di dermaga. Percayalah aku akan melihatmu dan menyambutmu. Tak apa kau terlambat, gelap tanpa purnama dan angin menusuk tulangpun takkan mampu buatku undur diri.
Dermaga adalah rumah keduaku setelah hatimu. Tempat yang selalu membagi rasa nyaman meski tak seutuhnya sama.
Kalau kau kembali, yakinlah aku masih di sini. Ditepi batas ini. bukankah beriringan besamamu adalah keindahan di akhir penantian ini

5 mei 2012
Fitria tee

Minggu, 05 Mei 2013

Linkin Park and The Last Name (behind the scene)



Anyeoooong,

Aku si blogger amatiran kembali lagi,

Sebelumya mau minta maaf buat semua yang udah atau kebetulan (dicoret) baca blog ini. soalnya isinya nggak ada apa-apanya selain curhat, bagi-bagi cerpen yang ditolak di redaksi majalah apapun, bagi-bagi puisi galau, bagi-bagi lirik lagu lawas, dan bagi-bagi lainnya. Intinya ‘kan aku emang mau berbagi (hallah, alesan >_< )

Beberapa hari yang lalu si yantie-chan (aku selalu  disebut-sebut *yantie-chan ngedumel*) nanya kenapa aku mesti buat nama belakangku “Benitho” dan dari mana asal nama itu (tuh..khan topiknya nggak penting lagi). Tapi baiklah, karena aku, si blogger amatiran yang baik hati dan selalu ingin berbagi. Maka akan aku jawab pertanyaanmu yantie-chan. Dulu, waktu pertama kali buat blog ini, dan setengah mati ngubek-ngubek blogspot (dulu belum ngerti dan terlalu gaptek T^T), aku sambil dengar lagu-lagu Linkin Park. Tiba-tiba aja keingat sama si vocalist penuh tattoo nya itu, Chester Benitho. Jadi, tiba-tiba aku ngasal aja buat ngasih nama belakangnya jadi benitho. Usut punya usut nama belakang Chester ini juga simpang siur. Ada yang bilang benitho, ada juga yang bilang benington. Jadi yang mana yang benar?(Tanya aja sama istrinya).  Begitulah awal mula asalnya nama belakang itu yantie-chan…paham? *yantie-chan ngangguk-nganguk*

By the way cyber world, setelah lama,enggak bergaung,  aku sempat mikir linkin park bubar atau pensiun, ternyata tahun lalu mereka ngeliris album baru “living things” dengan single pertama burn it down. Alhamdulillah enggak bubar, Cuma vakum doang. Aku sendiri belum pernah liat videoclipnya burn it down, tapi entar kalo sempat pasti bakal dilihat.  Tapi dibanding lagu-lagu di album ini, aku lebih suka lagu-lagu lama mereka kayak in the end, numb, faint, crawling, somewhere I belong, dan masih banyak lagi.

Kalo soal personil, sebenarnya, aku suka Rob bourdon sang drummer unyu itu, tapi soal nama belakang itu, entah kenapa yang kepikiran malah si Chester. Meskipun belakang ini pesona dan intensitas lagu-lagu mereka di playlistku dikalahin sama lagu lagu Maroon 5 yang emang lagi hits-hitsnya. Tapi dari lubuk hati yang terdalam(sok drama -_-) aku teteup ngefans berat sama linkin park, apalagi kalo mereka mau gelar konser di medan (promotor mesti mikir seribu kali kayaknya) hujan ,panas terik, badai, mau besok ujian juga bakal aku pantengin (cius ^,^v)

Segitu dulu deh, blogingan alias curhatan nggak penting kali ini. linkin park the best lah pokoknya, boyband korea lewat.. (meskipun aku agak suka si won, bahasa korea, k-drama, tapi untuk ngefans sama boyband and girlbandnya, euhmmm,… no, thanks..aku nggak suka liat orang nyanyi keroyokan), mending liat chester teriak-teriak nyanyi one step closer sendiri dari pada liat boy and girl band nyanyi keroyokan.
Special Thanks buat kak rani yang dulu udah memperkenalkanku sama band ini karena sering masang lagu-lagu mereka,  meskipun sering disuruh matiin sama papa karena takut bikin tetangga kena serangan jantung. (aku udah suka lagu in the end, waktu masih pake seragam putih merah).

Dari cerita ini akhirnya kalian tahu aku yang nggak seberapa ini, adalah penikmat lagu lagu barat lawas. Terus berkarya buat chester cs.

Fitria tee Benitho