Konbanwa Minasaaannn
Beberapa
hari lalu, aku dan yantie-chan mengunjungi suatu tempat seperti yang belakangan
kami lakukan. Dan hari itu so surprizedddd….(meski belakangan kami agak
menyesal)
Sebenarnya
hari itu tidak semengejutkan itu. Tapi paling enggak ,benar-benar diluar
dugaan. Hari itu aku bangun pagi dan hanya bermaksud datang ke kampus karena
ada diskusi kelompok. Tapi berhubung insomnia sialan itu lagi-lagi menjengukku,
aku baru bisa tertidur pukul setengah lima pagi dan melewatkan malam jumat panjang
dengan membaca novel republish karya orizuka call me miss j (great story on it)
Jam
sembilan pagi, yantie-chan datang menjemput padahal aku baru aja melek dari
tidur-dini-hari-ku. Di kampuspun tidak ada yang terlalu mengejutkan karena kami hanya menghadiri seminar proposal
senior yang menurutku dan yantie-chan membosankan. Dan kemudian kami
melanjutkan diskusi kelompok yang sebenarnya peranku didalam sangat sedikit
sekali.
Selama
beberapa minggu belakangan aku terlalu banyak mengeluh ini itu (mungkin Tuhanpun
bosan mendengar keluhanku, ampuni aku ya Allah)
tentang sebuah usaha atau tepatnya misi yang pantas sekali disebut
sebagai mission impossible (mission imposible yang ini nggak ada Tom Cruisenya) dan aku hampir putus asa
dengan misi itu karena tidak menunjukkan progges
sedikitpun. Beruntungnya, -kalau memang dapat dibilang beruntung- yantie-chan
selalu menyemngatiku. Meski hal itu tidak berpengaruh banyak (thanks yanti-
chan you’re such a lovely friend). Dan karena misi sialan itu, aku harus
melakukan sebuah upaya (sumpah mati ,aku tidak ingin mengatakannya) adalah r-e-n-a-n-g .
Awalnya
aku begitu bersemangat tapi ternyata tidak semudah yang kubayangkan. Kemampuan
renangku turun kasta secara drastis (sekarang aku dan yantiechan satu kasta)
padahal dulu saja kemampuan renangku juga
tidak-bagus-bagus-amat-sangat-standar-dan-amatir. Aku sempat putus asa dan
frustasi menemukan fakta bahwa sekarang gaya renang yang kubisa hanya
gaya-unggas –yang-penting-ngambang dan yantie-chan bahkan masih lebih baik
dariku dalam hal renang gaya unggas itu.
Tapi
tak apa(berusaha menghibur diri sendiri), aku sadar berada di sekotak lahan
berisi air itu ternyata juga memberi
pengaruh-meski sedikit- positif. Hanya disana aku kembali mendapati mood baikku yang terkadang suka
berlarian kesana kemari. Hanya disana aku bisa tertawa lepas dengan perasaaan plong tanpa harus tertawa dan tersenyum
palsu seperti biasanya hanya untuk menghargai orang lain. Makasih sekali buat yantie-chan
yang dengan senang hati selalu mau diajak ke tempat itu (aku jadi terhaaruuu).
Kolam renang sekarang menjadi tempat yang cukup istimewa dihatiku. Membantu
melepas penat yang kadang suka berlama-lama melekat seperti benalu.
Yup,
kembali pada one day yang kumaksud,
selepas diskusi di kampus pada hari itu, aku dan yantie-chan berencana berenang
lagi. Kami tidak peduli meski siang ini matahari bersinar terik. Soal kulitku
yang semakin hari semakin berubah warna menjadi gelap, aku pun tak ambil
pusing. Perduli setan. Toh, pada dasarnya kulitku memang tidak putih. Aku tidak
takut hitam (atau sebenarnya aku takut tapi aku mencoba nggak perduli?)
Sebelum
menceburkan diri, sebenarnya aku dan yantie-chan udah punya persiapan perang, yaitu
baju super tertutup dan sunblock alias tabir surya. terkutuklah si
sunblock-mahal-minta-ampun-ini karena tenyata ia tidak berperan banyak
melindungi kulit kami dari sengatan sinar matahari. Tapi, ya sudahlah, kan
sudah kubilang kami tidak peduli.
Ritme
renangku dan yantie-chan biasa saja. Renang dengan rute bolak-balik semampu
kami, terkadang bahkan melanggar rute tersebut (tentu dengan gaya-unggas-yang-penting-ngambang
tadi) dengan diselingi banyolan-banyolan konyol ngomentarin orang lain, dan
lebih banyak menghina diri sendiri.
Belakangan
yantie-chan menemukan spesialisasi renangnya yang-ehem-cukup-langka. Bukan,
bukan loncat indah, surfing, apalagi voli air. Bukan sama sekali. Tapi lebih
tepatnya semedi di dasar kolam, kadang bersila ala petapa professional, kadang
malah berputar-putar ala putri duyung. Dan hebatnya ini dilakuin di dasar kolam
dalam waktu yang cukup lama. Super sekali yantie-chan. Sementara aku masih
dengan ritme kaku itu tadi, yang sebenarnya sudah membuatku lelah dan
pegal-pegal, dan so pasti hitam.
Tapi
one day ini benar-benar berbeda, kami
yang hanya mencuri-curi pembelajaran renang dari sekitar kami dan
mempraktekkanya sedikit-sedikit (sungguh, ini untuk menaikkan kasta kami dalam
dunia perenangan amatir) mendadak mendapat sedikit keberuntungan. Hal itu bermula
dari kami yang memperhatikan dua siswa unyu (yang ternyata masih SMP) sedang
dilatih renang oleh intruktur mereka. Yantie-chan tanpa sengaja mempraktekkan
gaya bebasnya yang langsung dikomentarin sama sang instruktur tersebut.
“gaya
renang kamu sudah bagus, tapi kalo gaya bebas kepalanya nggak nongol, nongolnya
cuma waktu ambil nafas aja” kata instruktur itu bijak.
Aku
langsung menyela “itu gaya-unggas-yang-penting-ngambang” membuat si instruktur
terkekeh. Kemudian sang instruktur (siapapun namanya) menyuruh kami
memperhatikan dua anak didiknya berlomba. Cepat, tangkas, dan keren. Bahkan
saat mereka menyelesaikannya, aku dengan sikap agak norak bertepuk-tepuk tangan
sambil berteriak “bravo, bravo”.
Yang
terjadi setelahnya ialah sang instruktur renang itu secara intensif mengajari
aku dan yantie-chan (untuk intruktur-renang-siapapun-anda, terimakasih
sangat-sangat *membungkuk hormat sambil teriak arigato gozaimaz*). Aku dan
yantie-chan berasa diprivatin gratis dan instruktur itu mengajar dengan sangat
professional. Mengajari kami secara langsung teknik-teknik gaya renang tertentu
dan cara pengambilan nafas yang baik dan benar(yang selama ini kulakukan dengan
amat serampangan, yang penting masih bisa napas). Pengetahuan kami bertambah.
Tak terasa kami sudah diajarin sejam lebih salah satu gaya renang. Setelah itu
sang instruktur mengajak kami ke kolam dengan kedalaman tiga meteran untuk
diajarin cara mengambang yang benar (bukan dengan gaya
unggas-yang-penting-ngambang yang biasa kami lakukan). Yantie-chan lumayan
cepat nangkap arahan sang instruktur sementara aku agak sedikit lelet dan lebih
banyak kelelep sehingga begitu banyak air memenuhi hidungku dan membuat kepala
pusing.
Di
akhir sesi pelatihan renang kebetulan ini, kami baru nyadar kalo dari tadi
diliatin dua bule timur tengah -bernama
ahmad dari turki, dan ahmadi dari afganistan- yang lagi ngerayap-ngerayap di
pinggir kolam. Sang instruktur ngajak mereka berbincang. Aku dan yantie-chan
juga malah ikut nimbrung dalam obrolan itu. Aku dan yantie-chan yang agak tak
tau malu menimpali obrolan itu dengan bahasa inggris yang sudah dipastikan
grammarnya berantakan (tapi si bule bahasa inggrisnya juga nggak bagus-bagus
amat, mereka bilang di Negara mereka bahasa yang digunakan bahasa Persia, dan
aku dan yantie-chan bilang di Indonesia kami pake bahasa persatuan bahasa
Indonesia. Jadi gimana tuh bul??? Kita pake bahasa inggris ngasal ajalah kalo
begitu ^_^v) tapi ternyata, dengan bahasa inggris pas-pasan itu, kami mendapat
informasi kalo mereka berdua itu
backpacker, udah tinggal di Indonesia selama tiga bulan, tiap hari renang ke
tempat ini, dengan penerbangan dari bandara transit dubai or Singapore yang
menghabiskan waktu 3, suka makan ayam, dan yang paling penting adalah ternyata
informasi ini semuanya nggak penting. Dari pada ngalor ngidul nggak jelas sama tuh bule-biasa-aja-nggak-mirip-sama-sekali-sama-robertpatinson-orlandobloom-beckam-kaka-fernandoAlonso-vanpersie-schumacher,
kami akhirnya lebih memilih ciao
pulang sebelum lebih dulu berterimakasih sama instruktur yang telah berbaik
hati ngajarin kami.
Aku
dan yantie-chan berjanji kalo entar
jumpa lagi sama sang intruktur bakal nggak nyia-nyiain waktu minta ajarin lagi.
Di one day itulah, kegiatan renangku
dan yantie-chan yang paling melelahkan sekaligus bikin hitam dan nggak bisa
bangun normal esok harinya karena badan pegel semua. Tapi banyak ilmu yang kami
dapat termasuk soal tidak ada kata terlambat buat belajar sesuatu (misalnya
memperbaiki gaya-renang-unggas-yang-penting-ngambang itu tadi). Makasih buat
yantie-chan yang selalu ada(yantie-chan kita ini simbiosis mutualisme, it’s
about mandat si-ehem-PM yang suruh jagain yayangnya yang agak cengeng and agak o’on.
Oopss….) juga buat instruktur dadakan yang baik hati itu, juga buat my great
mother; mama, dan my best sister ever; kak rani, yang selalu ngasih pinjaman
dan jarang minta ganti.
Ya
udahlah, dari pada malah ngalor ngidul say thanks kemana-mana, mending disudahi
saja blogingan hari ini. dadahhh…
Fitria
tee
Current
song : lucky, Jason Mras feat Colbie Cailat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar