Rabu, 15 Mei 2013

One Day

Konbanwa Minasaaannn

Beberapa hari lalu, aku dan yantie-chan mengunjungi suatu tempat seperti yang belakangan kami lakukan. Dan hari itu so surprizedddd….(meski belakangan kami agak menyesal)

Sebenarnya hari itu tidak semengejutkan itu. Tapi paling enggak ,benar-benar diluar dugaan. Hari itu aku bangun pagi dan hanya bermaksud datang ke kampus karena ada diskusi kelompok. Tapi berhubung insomnia sialan itu lagi-lagi menjengukku, aku baru bisa tertidur pukul setengah lima pagi dan melewatkan malam jumat panjang dengan membaca novel republish karya orizuka call me miss j (great story on it)
Jam sembilan pagi, yantie-chan datang menjemput padahal aku baru aja melek dari tidur-dini-hari-ku. Di kampuspun tidak ada yang terlalu mengejutkan  karena kami hanya menghadiri seminar proposal senior yang menurutku dan yantie-chan membosankan. Dan kemudian kami melanjutkan diskusi kelompok yang sebenarnya peranku didalam sangat sedikit sekali.

Selama beberapa minggu belakangan aku terlalu banyak mengeluh ini itu (mungkin Tuhanpun bosan mendengar keluhanku, ampuni aku ya Allah)  tentang sebuah usaha atau tepatnya misi yang pantas sekali disebut sebagai mission impossible (mission imposible yang ini nggak  ada Tom Cruisenya) dan aku hampir putus asa dengan misi itu karena tidak menunjukkan progges sedikitpun. Beruntungnya, -kalau memang dapat dibilang beruntung- yantie-chan selalu menyemngatiku. Meski hal itu tidak berpengaruh banyak (thanks yanti- chan you’re such a lovely friend). Dan karena misi sialan itu, aku harus melakukan sebuah upaya (sumpah mati ,aku tidak ingin mengatakannya) adalah   r-e-n-a-n-g  .
Awalnya aku begitu bersemangat tapi ternyata tidak semudah yang kubayangkan. Kemampuan renangku turun kasta secara drastis (sekarang aku dan yantiechan satu kasta) padahal dulu saja kemampuan renangku juga tidak-bagus-bagus-amat-sangat-standar-dan-amatir. Aku sempat putus asa dan frustasi menemukan fakta bahwa sekarang gaya renang yang kubisa hanya gaya-unggas –yang-penting-ngambang dan yantie-chan bahkan masih lebih baik dariku dalam hal renang gaya unggas itu.
Tapi tak apa(berusaha menghibur diri sendiri), aku sadar berada di sekotak lahan berisi air  itu ternyata juga memberi pengaruh-meski sedikit- positif. Hanya disana aku kembali mendapati mood baikku yang terkadang suka berlarian kesana kemari. Hanya disana aku bisa tertawa lepas dengan perasaaan plong tanpa harus tertawa dan tersenyum palsu seperti biasanya hanya untuk menghargai orang lain. Makasih sekali buat yantie-chan yang dengan senang hati selalu mau diajak ke tempat itu (aku jadi terhaaruuu). Kolam renang sekarang menjadi tempat yang cukup istimewa dihatiku. Membantu melepas penat yang kadang suka berlama-lama melekat seperti benalu.
Yup, kembali pada one day yang kumaksud, selepas diskusi di kampus pada hari itu, aku dan yantie-chan berencana berenang lagi. Kami tidak peduli meski siang ini matahari bersinar terik. Soal kulitku yang semakin hari semakin berubah warna menjadi gelap, aku pun tak ambil pusing. Perduli setan. Toh, pada dasarnya kulitku memang tidak putih. Aku tidak takut hitam (atau sebenarnya aku takut tapi aku mencoba nggak perduli?)
Sebelum menceburkan diri, sebenarnya aku dan yantie-chan udah punya persiapan perang, yaitu baju super tertutup dan sunblock alias tabir surya. terkutuklah si sunblock-mahal-minta-ampun-ini karena tenyata ia tidak berperan banyak melindungi kulit kami dari sengatan sinar matahari. Tapi, ya sudahlah, kan sudah kubilang kami tidak peduli.
Ritme renangku dan yantie-chan biasa saja. Renang dengan rute bolak-balik semampu kami, terkadang bahkan melanggar rute tersebut (tentu  dengan gaya-unggas-yang-penting-ngambang tadi) dengan diselingi banyolan-banyolan konyol ngomentarin orang lain, dan lebih banyak menghina diri sendiri.
Belakangan yantie-chan menemukan spesialisasi renangnya yang-ehem-cukup-langka. Bukan, bukan loncat indah, surfing, apalagi voli air. Bukan sama sekali. Tapi lebih tepatnya semedi di dasar kolam, kadang bersila ala petapa professional, kadang malah berputar-putar ala putri duyung. Dan hebatnya ini dilakuin di dasar kolam dalam waktu yang cukup lama. Super sekali yantie-chan. Sementara aku masih dengan ritme kaku itu tadi, yang sebenarnya sudah membuatku lelah dan pegal-pegal, dan so pasti hitam.
Tapi one day ini benar-benar berbeda, kami yang hanya mencuri-curi pembelajaran renang dari sekitar kami dan mempraktekkanya sedikit-sedikit (sungguh, ini untuk menaikkan kasta kami dalam dunia perenangan amatir) mendadak mendapat sedikit keberuntungan. Hal itu bermula dari kami yang memperhatikan dua siswa unyu (yang ternyata masih SMP) sedang dilatih renang oleh intruktur mereka. Yantie-chan tanpa sengaja mempraktekkan gaya bebasnya yang langsung dikomentarin sama sang instruktur tersebut.

“gaya renang kamu sudah bagus, tapi kalo gaya bebas kepalanya nggak nongol, nongolnya cuma waktu ambil nafas aja” kata instruktur itu bijak.

Aku langsung menyela “itu gaya-unggas-yang-penting-ngambang” membuat si instruktur terkekeh. Kemudian sang instruktur (siapapun namanya) menyuruh kami memperhatikan dua anak didiknya berlomba. Cepat, tangkas, dan keren. Bahkan saat mereka menyelesaikannya, aku dengan sikap agak norak bertepuk-tepuk tangan sambil berteriak “bravo, bravo”.

Yang terjadi setelahnya ialah sang instruktur renang itu secara intensif mengajari aku dan yantie-chan (untuk intruktur-renang-siapapun-anda, terimakasih sangat-sangat *membungkuk hormat sambil teriak arigato gozaimaz*). Aku dan yantie-chan berasa diprivatin gratis dan instruktur itu mengajar dengan sangat professional. Mengajari kami secara langsung teknik-teknik gaya renang tertentu dan cara pengambilan nafas yang baik dan benar(yang selama ini kulakukan dengan amat serampangan, yang penting masih bisa napas). Pengetahuan kami bertambah. Tak terasa kami sudah diajarin sejam lebih salah satu gaya renang. Setelah itu sang instruktur mengajak kami ke kolam dengan kedalaman tiga meteran untuk diajarin cara mengambang yang benar (bukan dengan gaya unggas-yang-penting-ngambang yang biasa kami lakukan). Yantie-chan lumayan cepat nangkap arahan sang instruktur sementara aku agak sedikit lelet dan lebih banyak kelelep sehingga begitu banyak air memenuhi hidungku dan membuat kepala pusing.

Di akhir sesi pelatihan renang kebetulan ini, kami baru nyadar kalo dari tadi diliatin dua bule  timur tengah -bernama ahmad dari turki, dan ahmadi dari afganistan- yang lagi ngerayap-ngerayap di pinggir kolam. Sang instruktur ngajak mereka berbincang. Aku dan yantie-chan juga malah ikut nimbrung dalam obrolan itu. Aku dan yantie-chan yang agak tak tau malu menimpali obrolan itu dengan bahasa inggris yang sudah dipastikan grammarnya berantakan (tapi si bule bahasa inggrisnya juga nggak bagus-bagus amat, mereka bilang di Negara mereka bahasa yang digunakan bahasa Persia, dan aku dan yantie-chan bilang di Indonesia kami pake bahasa persatuan bahasa Indonesia. Jadi gimana tuh bul??? Kita pake bahasa inggris ngasal ajalah kalo begitu ^_^v) tapi ternyata, dengan bahasa inggris pas-pasan itu, kami mendapat informasi kalo mereka berdua  itu backpacker, udah tinggal di Indonesia selama tiga bulan, tiap hari renang ke tempat ini, dengan penerbangan dari bandara transit dubai or Singapore yang menghabiskan waktu 3, suka makan ayam, dan yang paling penting adalah ternyata informasi ini semuanya nggak penting. Dari pada ngalor ngidul nggak jelas sama tuh bule-biasa-aja-nggak-mirip-sama-sekali-sama-robertpatinson-orlandobloom-beckam-kaka-fernandoAlonso-vanpersie-schumacher, kami akhirnya lebih memilih ciao pulang sebelum lebih dulu berterimakasih sama instruktur yang telah berbaik hati ngajarin kami.

Aku dan yantie-chan  berjanji kalo entar jumpa lagi sama sang intruktur bakal nggak nyia-nyiain waktu minta ajarin lagi. Di one day itulah, kegiatan renangku dan yantie-chan yang paling melelahkan sekaligus bikin hitam dan nggak bisa bangun normal esok harinya karena badan pegel semua. Tapi banyak ilmu yang kami dapat termasuk soal tidak ada kata terlambat buat belajar sesuatu (misalnya memperbaiki gaya-renang-unggas-yang-penting-ngambang itu tadi). Makasih buat yantie-chan yang selalu ada(yantie-chan kita ini simbiosis mutualisme, it’s about mandat si-ehem-PM yang suruh jagain yayangnya yang agak cengeng and agak o’on. Oopss….) juga buat instruktur dadakan yang baik hati itu, juga buat my great mother; mama, dan my best sister ever; kak rani, yang selalu ngasih pinjaman dan jarang minta ganti. 

Ya udahlah, dari pada malah ngalor ngidul say thanks kemana-mana, mending disudahi saja blogingan hari ini. dadahhh…

Fitria tee

Current song : lucky, Jason Mras feat Colbie Cailat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar