Sabtu, 02 September 2017

MOVIE REVIEW : Miracle in Cell No.7 (2013)


Sesuatu se-Mahaluas cinta terkadang tak memiliki batasan. Apalagi ikatan cinta orangtua dan anak. Bahkan seseorang seperti Young Gu,  yang mengalami keterbelakangan mental sekalipun secara sempurna mampu memanifestasikan bagaimana cinta itu tidak terbatas kepada Ye Sung, putri sematawayangnya. 

Selama kamu masih memiliki hati dan ikatan yang erat dengan keluargamu, maka tidak ada alasan untuk tidak menangis atau -paling tidak tersentuh- saat menyaksikan film ini.  Miracle in cell number seven benar-benar sebuah tontonan menyayat hati. 

Di awal film, kita diajak mengilasbalik kehidupan Ye sung kecil (diperankan oleh Aktris cilik Kal So won) di tahun 1997. Tampak Young Gu (Ryu Seung Ryong) dan Ye Sung kecil dengan riang gembira menarikan tarian animasi sailormoon di emperan sebuah toko. Dibalik etalase toko tersebut, terpajanglah sebuah tas cantik bergambar sailormoon yang begitu diidamkan Ye Sung. Betapa tidak sabarnya sepasang ayah-anak ini menunggu esok tiba,  (hari gajian sang ayah,  Young Gu) karena mereka berencana membeli tas itu esok hari.  Namun rencana hanya tinggal rencana. Sesaat setelah itu,  sepasang suami istri beserta anak mereka memasuki toko, dan mencuri start membeli tas sailormoon itu.  Young Gu dan Ye Sung yg menyaksikan hal itu tentu tak tinggal diam.  Mereka merangsek kedalam toko dan Ye Sung mulai berteriak panik, menjelaskan bahwa tas itu adalah haknya.  Ia akan membelinya esok hari ketika sang ayah menerima gaji. Young Gu, pun mengamini ucapan putrinya tersebut.  Namun, karena dianggap membuat keributan,  penjaga toko kemudian mengusir mereka.  

Keesokan harinya, usai menerima gaji hasil bekerja sebagai petugas parkir di sebuah pusat perbelanjaan, Young Gu yang terlihat sedang menghitung lembaran gajinya, dihampiri oleh anak sepasang suami istri yang membeli tas Sailormoon kemarin.

"Ahjussi,  aku tahu dimana lagi toko yg menjual tas seperti ini" ucapnya. 

Satu kalimat yg memutuskan Young Gu untuk kemudian mengikuti gadis kecil itu menunjukkan arah toko yang dimaksud. Namun sayangnya, cuaca bersalju dan bongkahan es licin dimana-mana membuat gadis kecil itu tergelincir dan kepalanya terbentur. Young Gu, yang kemudian berusaha menyelamatkan malah disangka seorang saksi mata sedang melakukan pelecehan seksual kepada anak dibawah umur. Karena kecelakaan tersebut menyebabkan gadis kecil itu tewas seketika, maka berdasarkan kesaksian saksi mata ditetapkanlah Young Gu sebagai tersangka kemudian digiring ke balik jeruji besi. Maka terpisahlah sepasang ayah anak ini hingga Ye Sung kecil yang sebatangkara pun akhirnya dititipkan ke sebuah panti asuhan. 

Di bui, Young Gu dijebloskan ke dalam sel bernomor tujuh, bersama beberapa tahanan lainnya. Awalnya, karena kasus yang didakwanya, para penghuni sel nomor tujuh tersebut turut menyiksanya, sampai akhirnya mereka sadar bahwa dengan keterbelakangan mental yang diderita Young Gu, ditambah kepribadiannya yang lugu dan baik, seseorang seperti Young Gu tidak mungkin melakukan kejahatan semacam itu. Karena salah seorang napi dalam sel Young Gu sangat ahli menyelundupkan barang dari luar ke dalam tahanan mereka, Young Gu pun menceritakan kepada teman-teman satu selnya, bahwa ia sangat ingin bertemu Ye Sung putrinya. Teman-teman satu sel Young Gu,  yang bersimpati kepadanya,  berusaha melakukan berbagai macam cara untuk menyelundupkan Ye Sung ke dalam sel mereka. Usaha penyelundupan Ye Sung kedalam sel nomor tujuh berhasil. Akhirnya Young Gu dapat kembali melihat putri kesayangannya, Ye Sung.  Ye Sung sendiri dengan sikap kanak-kanaknya mau tidak mau membawa keceriaan tersendiri kedalam sel tersebut. Meski drama penyelundupan ini sempat ketahuan oleh kepala sipir penjara, namun sebuah insiden kebakaran yang terjadi di tahanan mereka -dimana Young Gu menyelamatkan si kepala sipir yang terjebak dalam ruangan penuh kobaran api-,   akhirnya membuat kepala sipir itu luluh atas kebaikan Young Gu,  dan memutuskan untuk kembali menyelundupkan Ye Sung ke dalam tahanan meski harus mempertaruhkan pekerjaannya jika suatu saat hal tersebut ketahuan. 

Hari-hari berlalu, persidangan Young Gu semakin dekat. Seluruh penghuni sel sudah mengajari Young Gu bagaimana menjawab pertanyaan demi pertanyaan sidang agar terbebas dari dakwaan palsu yang dituduhkan padanya. Namun sungguh sial memang nasib Young Gu, gadis kecil yang tewas tersebut ternyata merupakan putri komisaris polisi. Sesaat sebelum persidangan Young Gu diancam oleh sang komisaris polisi tersebut, agar mengiyakan apa yang telah didakwakan kepadanya,  kalau tidak, Ye Sung akan dibunuh.  Young Gu, yang amat sangat mengasihi putrinya itu akhirnya mengakui tuduhan palsu tersebut sehingga akhirnya ia dituntut hukuman mati. Cerita tidak hanya berakhir sampai disitu, jika kamu penasaran dan tertarik untuk menangisi kisah sepasang ayah anak ini, maka silahkan menontonnya langsung. 

Sebelumnya saya mau minta maaf karena tanpa sadar sudah menulis sinopsis sedemikian panjang dengan spoiler yang bertebaran.  Tapi yakinlah,  sinopsis berspoiler diatas tidak akan mengurangi kadar keistimewaan miracle in cell number seven sebagai sebuah sajian mahamenyedihkan (kalian boleh bilang saya lebay). Saya sudah menontonnya dua kali, dan dikalikedua saya tetap tersentuh dan bersedih atas kisah mereka.

Ada apa dengan sineas perfilman korea selatan? Kenapa mereka benar-benar terobsesi membuat penonton menitikkan airmata? Mereka benar-benar sekumpulan orang tak berperasaan yang mampu menciptakan film-film penguras airmata karena sepanjang durasi dengan tega menyiksa para tokoh utama. Setelah Taegukgi yang fenomenal itu, maka Miracle in cell number seven adalah tontonan tearjerker yang amat sangat powerfull, sehingga sukses membuat penontonnya gloomy seharian (lebay mode on, lagi).

Kamu tidak perlu memutar otak -seperti saat menonton film thriller, suspence, dan sejenisnya- saat menonton film ini. Plot penceritaan film ini sangat sederhana dan mengalir. Hanya ikuti saja alurnya,  maka Ye Sung, Young Gu,  serta sekumpulan penghuni sel nomor tujuh akan membawamu menikmati lika liku kehidupan dalam tahanan. Cukup komikal di paruh pertama, namun mengharubiru di akhir cerita. Jangan lupa sediakan sekotak tissue, jika kamu termasuk kedalam jenis orang-orang berhati nutrijell yang mudah berempati terhadap kisah kisah keluarga. 

Lalu, apa kelebihan film ini? kamu bisa menyaksikan sendiri melalui jajaran para aktor yang masing-masing memberikan acting terbaiknya. Ryu Seung Ryong Berhasil membuat kita berempati pada keluguan dan kenaifan serta cintanya yang tanpa excuse meskipun ia seorang dengan keterbelakangan mental. Disisi lain, Kal So Won yang masih sangat belia juga mampu membius kita dengan scene-scene penuh airmata. Dari sisi komedi, diisi oleh ahjussi-ahjussi penghuni sel nomor tujuh dengan tingkah absurd dan kekonyolan luarbiasa juga sukses mengundang gelak tawa. Siapa sangka kalau napi-napi dalam tahanan bisa selucu dan sekonyol mereka. Adegan yang paling sulit dilupakan mungkin adegan saat Young Gu dan Ye Sung berpisah sebelum Young Gu dieksekusi mati. Ia berbalik dan memeluk Ye Sung sambil meneriakkan maaf berkali-kali. This scene, oh my God, really ultra sad. 

Buat kamu-kamu pecinta mellowdrama, yang mulai jenuh dengan drama-drama percintaan picisan, dan rindu akan tontonan bagus mengharu biru berthema keluarga,  miracle in cell number seven benar-benar recomended sekali. Selamat menonton,  dan selamat tersentuh. 

Malang, 03.09.17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar