Semua tetap asing, jiwaku tak mampu melebur
Sepanjang jalan setapak kecil yg penuh liku dan selalu dibalut kabut asap,
Aku merenungi tahap demi tahap perjalanan
Rembulan jingga itu tetap ada, di langit asing yang masih sama
Namun ia tak pernah terasa asing
Menemani dan menjadi teman imajiner setia
Wahai rembulan jingga, langit belum gulita
Tapi mengapa biasmu begitu kentara
Adakah kau mampu memindai hatiku
Yang kadang hanya mampu memendam
Adakah kau mampu menerjemahkan keluhku yang tak mampu bersuara
Rembulan jingga
Mengapa kau hadir sesore ini
Dalam sapuan sepanjang setapak kecilku
Iyatt
About inferior person
Di oktober -yang anehnya- masih kemarau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar