Selasa, 20 Januari 2015

(Not) Chajatta

Kemana lagi akan kucari? Dirimu yang nyata, bukan utopia. Bukan bayang-bayang.

Lewat setahun yang lalu niat itu begitu lekat. Begitu penuh bara. Akan kutuju satu kota dekat pantai berjarak 341 kilometer itu demi menemukan sosokmu yang bukan ilusi. Akan kusaksikan langsung bagaimana hasil metamorfosa dalam kurun sewindu ini. Meski mungkin nanti aku tak cukup berani menyapamu, apalagi menggali ingatan usangmu, Aku akan cukup mampu memaafkan diriku.

Namun sekonyong-konyong, belum usai semua kutuntaskan disini. Di Kota penuh desakan ini, bahkan belum lagi kulangkahkan kakiku. Kau pergi lagi. Meninggalkan kota hangat yang kelak ingin kutuju demi seraut wajah.

Tanpa aba-aba kau pergi lagi. Menyeberang pulau. Belantara ibukota menelanmu bulat-bulat. Dan aku bergeming. Apa yang harus kuperbuat? Kemana lagi akan kucari dirimu?

Aku tak tahu, apalagi yang bergemuruh di sini. Bukankah semuanya sudah berlalu sangat lama? Ruh apa yang merasukiku sehingga mencintaimu hingga lapisan tulang tanpa henti dan tanpa  mau peduli.

Apakah harus kumasuki juga rimba kotamu yang baru demi seraut wajah? Bagaimana kalau aku tersesat? Kutahu semua tidak mudah. Hidup dalam angan-angan membuatku seperti zombie. Dan zombie tak pernah sepadan dengan manusia kasatmata.

Kau tahu betapa sulit ini? Mencintaimu tak ubahnya membangun istana dari serpihan kapas tanpa pondasi. Membuat kepercayaan diriku utuh pun aku belum mampu, lalu bagaimana mungkin aku membangun rasa mencintai pada sesosok utopis, ada tapi tak pernah nyata.

Sedekat apapun kau kembali. Tetap kutak mampu menahanmu. Sejauh apa kau pergi, tetap tak ada yang bisa hilang di dalam sini.


Kemana lagi akan kucari. 


di Sebuah tempat saat q/time
Yatt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar