Aku tak tahu apa tujuanku
menyimpan rasa? bukankah cinta tak perlu punya tujuan? ia hanya mengalir
mengikuti arus yang ada. Arus yang membawanya pada sebuah muara.
Dan perasaan ini kemudian pasang
surut. Pasang ketika semua waktu tersita hanya untuk memikirkanmu sedang apa,
Dan kemudian surut ketika aku mencoba berpegangan erat pada realita.
Bahkan perasaan ini semakin
konyol, absurd, dan tak wajar. Karena begitu banyak alasan masuk akal yang
membuat rasa ini seharusnya tak ada, tak tumbuh mekar tanpa peduli musim. Tapi
bukankah kadang cinta memang tak masuk akal?
Aku tak punya apa-apa. Apapun
yang bisa membuatmu menoleh, mengingat,
apalagi mengenang. Semua hanya pertemuan sederhana dalam lingkaran dan
dimensi waktu yang telah diskenariokan Tuhan. Dan begitu episodenya berakhir.
Maka terpisahlah semua, terlepaslah apa yang sebenarnya belum sempat dan belum
mampu kuikat. Benang merah kau dan aku.
Aku mencarimu. Sungguh
mencarimu. Bahkan kau masuk dalam mimpi-mimpiku. Tapi apa yang bisa kubuat?
Kita memang berpisah. Sampai akhirnya kita dipertemukan lagi dalam arti yang
berbeda. Oh tidak, mungkin hanya aku yang menemukanmu, karena kau tidak
menemukanku. Bisakah kau mengerti
pertemuan semacam ini?
Kulihat kau setelah sekian
lamanya dan kau mulai bermetamorfosa.
Metamorfosa yang mencengangkan. Dan rasa yang kukira gugur, kini terburai
kemana-mana. Aku mungkin juga
bermetamorfosa. Tapi metamorfosa kita berbeda, dan aku tidak pernah bangga akan
metamorfosaku.
Belakangan ini, setelah disibukkan
dengan hal-hal yang tak kumengerti tentang hidup. Perasaan itu pasang lagi, aku
takut dia berubah jadi badai dan aku belum punya persiapan apa-apa menghadangnya.
Kadang, kunikmati saja deburannya,
hingga tanpa sadar aku terjerat dalam kubangan yang aneh. Ya, sangat
aneh. Tapi apa yang kumampu? Bukankah cinta memang selalu aneh? Sampai akhirnya
aku sadar, kekonyolan ini harus dihentikan. Tak ada yang mungkin tentang pasang
surut rasa ini, bahkan untuk dijadikan dongeng. Mungkin aku hanya terjebak
dalam sikap obsesif kompulsif membabibuta. Kau tahu? Aku sungguh takut.
Bisakah kau pergi? Bisakah kau redakan pasangsurut ini? Karena mungkin pantaiku tak membutuhkan
muara…
Yatt,
Di hari jadi seseorang, ditengah
rasa yang konyol.
30 august 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar