Bagaimana idealnya sempurna itu? Sesuatu yang tanpa cela?
Sejatinya yang
‘sempurna’ mungkin tak ada, sejatinya ‘sempurna’ hanya milikNya. Sang
Mahasempurna. Manusia, sebagai makhluk yang tak pernah puas. Benci akan
tuntutan namun selalu menuntut. Bahkan sebagai makhluk hidup yang dinobatkan
‘makhluk paling sempurna’ diantara makhluk hidup lainnya, manusia tidak pernah
merasa puas demi mengejar kesempurnaan.
Sering kita
bertanya pada-Nya, Sang Maha Pendengar keluhkesah, ‘Tuhan mengapa aku begini,
mengapa aku tidak begitu?’ tapi kita lupa bahwa kita harus melakukan ‘ini-itu’.
Sering kita meminta ‘ini-itu’ pada-Nya Sang Mahapemberi, tapi bahkan –secara
akumulatif- kita lalai bersujud dan menengadahkan tangan memohon padaNya.
Terkadang manusia memang terlalu egois menuntut, padahal begitu banyak pemberian cuma-cuma dariNya. Pemberian yang kelak dipertanggung jawabkan amanahnya.
Mungkin cara
menggapai hal bernama sempurna adalah dengan menjadi bersyukur apa adanya.
medio juni,
Yatt,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar