Kapan semak
belukar ini menghilang,
Setiap pulang,
duri-duri tak segan menjamah tubuh, mencipta luka.
Kapan jalan terjal
berakhir
selalu terjatuh dibuatnya ketika pulang
mengapa jalan pulang terasa Mahasulit
selalu terjatuh dibuatnya ketika pulang
mengapa jalan pulang terasa Mahasulit
Tidakkah derita
ada ujungnya?
Tidakkah nestapa
juga bermuara?
Lalu, pada apa
semua berlabuh?
Terkunci segala
asa dengan dahaga..
Setiap liku,
setiap penjuru, jalan pulang tak ubah neraka
berjalan seakan menginjak bara,
melangkah tak ubahnya gurun hampa,
berjalan seakan menginjak bara,
melangkah tak ubahnya gurun hampa,
Dan oase hanya
fatamorgana.
Bahagia itu semu, Tak
nyata.
Larik tawa itu
hanya jeda singkat
Lelah yang pasti
selalu datang, berlama-lama, enggan beringsut
Lalu kemana jiwa
berpaling?
Tak tersisa tempat
untuk mengurai tangis…
Menderai luka...
tak pernah usai,
jalan panjang tetaplah panjang…
waktu senang menggoda..
jalan panjang tetaplah panjang…
waktu senang menggoda..
Kemudian kemana
jalan pulang itu ditempuh?
Bagaimana menerka-nerka
ketidakmampuan?
Bagaimana menyapu
serpih-serpih derita?
Tidakkah daya itu
telah lama terenggut..
inikah jalannya?
Tidakkah salah
langkah?
Tidakkah tersesat?
Jalan pulang
selalu bercerita..
jalan pulang tak pernah menjanjikan tawa..
jalan pulang hanya membagi lelah, amarah dan derita..
jalan pulang tak pernah menjanjikan tawa..
jalan pulang hanya membagi lelah, amarah dan derita..
Tidakkah ada jalan
lain?
mencari jalan pulang
Fitria
tee
17
juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar