Dawai-dawai masa lalu
Wanita itu tersenyum padaku
“denting-denting dawai ini akan
sedikit menguras emosimu”
Lalu ia memainkannya, mataku
menerawang jauh
Tiba-tiba saja aku berada pada
tempat yang dulu sempat kupijak, dejavu…
Suara alunan denting-denting itu
nadanya menyayat hati
Kulihat semua temanku dan diriku
yang dulu
Tawa itu, telah hilang dariku
Seseorang telah merenggutnya paksa
Dawai itu berhenti berdenting
“kau sudah merasa puas?” kata
wanita tua itu
Tidak, aku masih ingin di daerah dejavu itu
Jangan hentikan petikan dawai itu
Aku ingin tetap di tempat itu….
Bianglala
Syair-syair rinduku membentang sepanjang waktu yang
mengikuti jejakmu
Lelah tak membuat syair itu mati
Justru semakin membias
Ia bercahaya, menerangi jalanmu
mencari cinta sejati
meski cinta sejati itu tak kembali
pada mata penaku
yang senantiasa menari bersama
inspirasi
kau boleh torehkan kisahmu di
hijaunya impian
jangan tanyakan jika ku juga bisa
meski caranya berbeda
hidupku memang tak seperti gemerlap
kejora
tapi aku juga sebuah nyawa
meski syairku terkadang ilusi
tapi kau tak boleh abaikannya
semoga rindu yang tlah lama
kutabung sampai dadaku tak lagi bisa bernafas baik, kau bisa membalasnya
kelak..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar