Anyeong haseyoo All…
Yati all disini..
ketemu lagi di part IV sepanjang jalan kenangan pkl moment...
Yati all disini..
ketemu lagi di part IV sepanjang jalan kenangan pkl moment...
Yuk kita lanjut bloging cerita dihari rabunya.
Nggak terasa udah hampir seminggu kami berada di Desa Sei Rotan buat PKL. Di
hari itu, kami lagi-lagi bagi tugas wawancara, buat laporan, dan buat
dokumentasi film. Banyak sekali informan
yang harus kami wawancara, yakni dari berbagai industri rumah tangga dibawah
naungan KUBE Sejahtera. Mulai dari industri jahe, border, peyek, handycraf dan
masih banyak lagi.
Paginya, aku dan triple Y ku kembali mengajar
di PAUD Seroja II. kami berangkat dengan
kereta-kencana-tarik-tiga-seperti-biasa.
Senangnya aku ketemu anak-anak yang lucu itu lagi, ketemu fira yang lugu
dan baik hati, ketemu rido yang jahil, Alfa yang bawel dan yang lainnya.
Tingkahpolah mereka terkadang sungguh menggemaskankan.
Di PAUD, kelas mengajar aku, yunai, dan
yantie-chan dipisah. Seperti biasa aku mengajar dikelasnya Bu Dani, kelas
tempat Fira dkk belajar. Hari itu adalah pelajaran menggambar. Karena si Edi
menggambar kereta api, Anak-anak lain kompakan menggambar kereta api juga.. Semua anak sibuk minta digambarin kereta api,
soalnya mereka bilang mereka males gambar, maunya cuma ngewarnain doang (duh
dasar, mau enaknya aja ini anak-anak). aku pun secara bergilir menggambarkan
mereka kereta api. Sebenarnya aku udah berusaha menggambarkan kereta api yang baik
dan benar. Tapi menurut mereka gambar kereta api tidak seperti itu. Menurut
mereka gambar kereta api belum lengkap kalo belum digambar mata, hidung dan
mulut yang sedang tersenyum. Kereta api bisa senyum? (ternyata anak paud kadar imajinasinya
tinggi). Besok-besok kalo disuruh gambarin mereka lagi, nggak mustahil juga
kalo aku bakal disuruh gambar kereta api marah, bete, cemberut, atau jealous sekalian (all all…trus kelen
gitu)
Pulang ngajar kami kembali ke rumah nenek
Ngati. Menunggu makan siang, kami pada sibuk diskusi soal tugas pribadi sambil
lesehan di teras. Teras itu adalah tempat yang biasa digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar PAUD Seroja I. Angin sepoi-sepoi
dan suasananya bikin kami ngantuk. Karena nggak tahan godaan si angin
sepoi-sepoi kami akhirnya ketiduran disana.
Hari sudah menjelang sore ketika aku
terbangun. Ketika nyawaku sudah terkumpul sepenuhnya dari tidur siang ini, aku
baru nyadar kalo mereka -teman-teman yang tadi pada ketiduran bareng- udah pada
ngilang semua. Termasuk yunai dan yantie-chan. Aku celingak-celinguk nyari
mereka di dapur, kamar, tempat main ayunan yang lagi ditongkrongin gbf
(belakangan tempat main ayunan anak-anak Paud, kalo disiang hari menjadi
Basecamp sekawanan gbf), tapi ternyata mereka nggak ada juga. Ternyata, eh
ternyata mereka itu pergi beli es buah, jadi aku nitip aja. Enggak lama
akhirnya mereka balik. Mereka bilang abis makan bakso. Nggak banget deh mereka
makan nggak ngajak-ngajak.
Sore hari sampai malamnya, kami kembali
memberi pelajaran tambahan buat anak-anak desa sei rotan. Seperti biasa, anak
didik linda gbf dan anak didik sugai yang paling antusias. Seperti biasa lagi,
anak didikku tetap sikembar salma-salmi, ayu dan kezia. seperti biasa lagi,
salmi tetap tomboy, salma tetap rajin nanya ini-itu, ayu tetap suka curhat
kejadian di sekolah, dan kezia tetap repot jagain pinkan adeknya, yang masih
paud itu. Seperti biasa lagi…(udahlah, kebanyakan ‘seperti biasa’ kayaknya All)
Malemnya, selepas, anak-anak pulang, sugi
mengingatkan kami tentang janji buat berkunjung ke tempat mahasiswa PKL
Poltekkes. Biasalah, buat silaturahmi nggak penting. Sebenarnya aku dan yantie-chan
nggak setuju, kami paling malas basa-basi nggak penting. Emangnya kalo kami
datang mereka bakal bahagia? Kayaknya enggak deh. Tapi ujung-ujungnya kami
tetap pergi juga. Sampe disana suasana ternyata malah tidak seperti yang kami
harapkan. Tidak ada penyambutan atau apalah gitu (meskipun kami juga nggak
ngarep mereka bakal nyambut kami sambil nari tor-tor). Suasananya ditempat
mereka malah sepi, cuma ada beberapa orang. Katanya yang lain pada masih
mendata ke rumah warga. Jadi kamipun memilih menunggu mereka (dasar tuan rumah
nggak sopan, udah tau mau ada yang bertamu, malah kelayapan). Nggak beberapa
lama akhirnya mereka pada pulang juga.
Awalnya suasana disana canggung dan kaku
sekali, mereka kelihatan kurang welcome
gitu (atau mungkin cuma perasaanku aja?), tapi mendadak, -entah siapa- nawarin
main kartu dam. Teman-teman yang lain pada gabung main sama mereka. akhirnya suasana
mulai mencair. Ditambah lagi suasana nyanyi sambil bergitar ria. Apalagi
setelah mereka menyuguhkan makanan.hi..hii.. kalo makan aja ya
langsung…(all…all.. trus kelen gitu)
Karena waktu menunjukkan hampir tengah malam,
kami memutuskan untuk beranjak pulang dengan wajah penuh colekan bedak habis
main kartu. Awalnya yang pada main kartu sempat janjian nggak boleh ngapus colekan
bedak sampe pulang ke rumah. Sampai dirumah, kami masih lanjut ngobrol-ngobrol,
sebagian memilih tidur sementara yantie-chan langsung asik facebookan. Awalnya aku juga mau
tidur, tapi berhubung sang ketua rahmad mendadak datang menginvansi wilayah tidurku
dan yantie-chan. Aku jadi nggak bisa tidur. ketua rahmad dengan tega dan nggak
tau diri malah tiduran di wilayah kekuasaan kami. aku yang nggak bisa protes
melirik ke yantie-chan supaya segera ambil tindakan, sayangnya yantie-chan
sedikitpun nggak peduli dan terlalu asik sama facebooknya. Karena bengong dan
nggak tau mau ngapain, aku tergoda ngeliat rambut si ketua rahmad yang
tergerai. Aku yang belakangan keranjingan buat cocang seribu rambut orang,
tertarik buat cocangin itu rambut. Jadi, tanpa buang waktu, aku nawarin buat
cocang seribu rambut si ketua. Diluar dugaan si ketua -dalam keadaan antara
sadar atau enggak di tidurnya- mengiyakan aja. Jadi mulailah aku asik mencocang
rambut si ketua dan bebas dari rasa dikacangin yantie-chan. perlu diketahui
bahwa cocanganku itu sangat stylist loh all…(nasis gilag…>.<). selesai
dicocang, pikiran jahatku muncul. Si ketua yang udah tidur langsung aq pakein
masker. Niatnya kalo entar bangun dia bakal kaget melihat dan merasakan
wajahnya berubah setebal kulit badak( aku sendiri sebenarnya juga nggak tau
persis kulit badak tebal ataau enggak *Cuma pande-pandean aja ^.^v*) Tapi
malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih (pribahasa lebay) itu wajah
masih dimasker setengah, si yantie-chan mendadak heboh karena Hpnya hilang.
awalnya aku cuek aja. Soalnya berita yantie-chan kehilangan sesuatu bukan
berita baru lagi.itu berita harian.
Hampir tiap hari dia kehilangan, entah itu hp, entah itu dompet, entah
itu kunci motor. Dan itu semua karena si yantie-chan salah letak. Aku nyoba masa-bodo-nggak-peduli.
Tapi lama kelamaan tingkah yantie-chan sebelas dua belas sama anak paud, dia
makin gusar and heboh, grasak grusuk nyari hpnya. Dia berasumsi dengan sangat
yakin bahwa hpnya tertinggal di tempat poltekkes tadi, padahal aku yakin betul
udah dibawa pulang. Awalnya aku nyoba nenangin dia supaya jangan heboh (soalnya
aku ngeri juga kalo entar bakal kayak kejadian sehari sebelumnya). Tapi dia
malah tambah nangis darah dan histeris. Di sela isakannya dia maksa aku buat balik
ke tempat anak poltekkes untuk memastikan perihal hpnya. Yang bener aja all…, udah
tengah malam. Tapi karena nggak tega liat dia nangis keras-keras, lebih nggak enak
lagi kalo bakal bikin ayam-ayam tentangga pada mati, akupun akhirnya nemenin
dia bareng si putra buat balik kesana. Di tengah jalan, aku tetap berusaha bujuk
dia buat balik besok aja. Aku bilang nggak enak ketok-ketok rumah orang tengah
malem cuma buat mastiin itu hp. Kalaupun beneran tinggal, aku berani jamin
bakal dibalikin sama mereka. Tapi dasar yantie-chan keras kepala. dia tetep
kekeuh mau balik ke sana. Dengan perasaan kesal sampai ke ubun-ubun, aku coba
hubungin itu hp, dan nggak aktif. Awas aja itu hp, kalo ketemu bakal aku patah
dua.
Makin lama yantie-chan nangisnya malah makin
kenceng. Sebenarnya kalo bisa aku pengen nabok si yantie-chan, tapi aku nggak
tega, yah namanya orang lagi kehilangan, so pasti emang superpanik tingkat
tinggi. Waktu udah mau nyampe ke tempat poltekkes, entah dengan maksud apa, si
putra izin balik kerumah ngambil kereta (aku bingung buat apa ngambil kereta,
jaraknya kepleset juga nyampek). Tinggallah kami berdua ditengah jalan yang
sunyi dan gelap. sebenarnya aku takut dan merinding disko, tapi ngeliat keadaan
yantie-chan, aku nggak ada pilihan lain selain tetap tinggal nunggu si putra
datang dengan keretanya yang entah untuk apa itu?
Aku sempat bersumpah kalo si yanti nangisnya
makin kenceng, aku nekat bakal gedar-gedor tu rumah poltekkes buat mastiin
hpnya. Persetan dengan sopan santun, yang penting itu hp, ketemu, biar si
yantie-chan hatinya tenteram dan aku bisa tidur secepatnya. Enggak lama
kemudian si putra balik dengan keretanya. Dia nanya gimana, Aku bilang mending
pulang dulu, dan besok pagi balik ke sana.
Beberapa meter lagi ke rumah nenek, aku liat semua temen-temen pada udah
diluar nungguin kepastian itu. Aku mikirnya itu karena si yantie-chan tadi
heboh banget kayak kehilangan anak ayam.
Sampai dirumah nenek, tiba-tiba ada seseorang
(entah sipapun dia, terkutuklah dia!) yang ngeloncat keluar dari semak-semak
sambil nyeplokin telor di kepalaku. Tanpa sempat berpikir ‘what happen?’ bahkan
tanpa sempat kaget, dan tanpa jeda, Tiba-tiba sekawanan banteng yang tak lain
tak bukan pasukan All-all yang lain langsung menyerbuku dengan tepung, air, ember
dan entah apa lagi. Aku reflek ngerunduk buat ngelindungin kepalaku dari siraman
atau serbuan apapun itu. sayangnya nggak ada yang terlindungi, kepala dan bajuku
sempurna menjadi tempat adonan kue. aku baru sadar ‘what happen’ ini, gitu liat
wajah yantie-chan udah nggak mewek lagi, malah tertawa jahil penuh kemenangan. Intinya,
aku dikerjain sama pasukan all-all. Napsu pengen nabokin yantie-chan tadi
muncul lagi. tanpa buang tempo aku ngejarin yantie chan -ngelemparin dia pake sandalku-,
ngejarin yunai, dan banteng-banteng lainnya dengan maksud menularkan
virus-virus adonan kue ini. mereka belarian kocar-kacir nggak jelas sambil
teriak-teriak heboh (sekarang persetan ayam tetangga bakal mati). Suasana
perlahan tenang, begitu yunai keluar bawa kue ultah beserta lilin menyalanya
yang sumpah mati membuat aku agak tertekan batin. (Lilin itu dengan super tega
menunjukkan umurku yang sudah lebih dari angka teater bioskop). tapi melihat
pemandangan ini, napsu nabokin mereka surut, aku malah jadi terharu sama
kepedulian mereka merayakan hari berkurangnya umurku (meskipun dengan acara
ceplok telor yang sangat tidak mendidik itu). aku senang mereka ingat hari itu
(Especially yunai and yantie-chan, they are, as always, remain this day, as
always cares ‘bout this day). Setelah acara tiup lilin, aku pelukin deh si
yunai dan yantie-chan dan mereka dengan baik hatinya nggak ngelak lagi.
Tertularlah mereka virus-zombie-adonan-kue-ku. Mereka akhirnya resmi menjadi zombie-zombie
baru. Kami sempat poto bareng sambil motong kue, tapi setelah itu adegan balas
dendam part two para zombie mencari
mangsa terus berlanjut, mereka yang tak tega kostum tidur mereka kotor, kembali
kocar-kacir belarian. Kami para zombie kembali antusias buat mencari mangsa
baru. Semua berpencar memenuhi tugasnya. Mereka –para all- pada ketakutan
(padahal nggak digigit juga, cuma dicolek), dan kompakan lari ke kamar (entah
apa yang mereka lakukan dikamar, mungkin baca mantra). Sayangnya, mereka kurang
solider, mereka ninggalin yani sendirian diluar yang siap jadi mangsa kami para
zombie. Yani berubah jadi kesatria
bergitar buat ngelindungin dirinya sambil teriak ‘pergi kalian zombie, pergi
kalian’. Kami dengan senyum jahat berniat memangsanya, tapi ngeliat dia nggak
ragu-ragu buat ngelempar itu gitar kalo kami berani nyolek dia, akhirnya
kamipun mundur teratur. Kami nggak mau dipukul pake gitar. Itu pasti super
sakit.
Sebenernya kami udah usaha untuk ngebuat par
all-all keluar kamar, sampe bilang pengen pipislah, (yang bener aja pipis
dikamar, yun…yun, terus kw gitu), ngaku-ngaku jadi neneklah biar dibukain, Tapi
mereka kekeuh nggak mau buka. Mungkin mereka tau itu cuma modus para zombie.
Tapi gitu mereka tau kami udah pada bersih-bersih, mereka dengan waswas keluar
juga, dengan property sarung ninja buat ngelindungin diri.
Okelah all… makin lama cerita part IV ini
makin ngelantur kemana-mana, jadi aku sudahi dululah. Thank you so much buat yantie-chan dan yunai atas ‘yunyan’ nya. It so cute dog doll (akhirnya aku punya
bantal yang unyu dan nyaman buat ditidurin waktu PKL), makasih juga buat
teman-teman atas surprised tengah malamnya, makasih buat putra yang udah ninggalin
kami ditengah jalan buat ngambil kereta dan turut berpartisipasi, makasih juga
buat para zombie-zombie (kerja bagus all, kalian udah ngebuat si ketua rahmad
menghabiskan sepanjang malam dengan sehelai sarung. *para zombie ngerunduk
smabil teriakin jingle maaf-kami-khilaf* terus ditingkatkan semangat mencari
mangsanya). Kami bersyukur karena ternyata nggak ada ayam tetangga yang mati,
mungkin majikannya agak terganggu (maapin kami lah, kami khilaf…>_<v). it
was an unforgettable birthday moment. Nggak nyangka kalian teteup mau ngerjain
dikampung orang. Bener-bener nggak nyangka. Tadinya aku kira hp yantie-chan
beneran hilang, soalnya acting nangisnya super meyakinkan. Aku berani taruhan,
kalo dia itu cocok buat jadi artis sinotron stripping yang suka manjang-manjangin
episode itu. Dan lebih cocok lagi buat jadi peran upik abu, yang sepanjang
cerita kerjaannya nangis mulu karena dizolimi. Yantie-chan, you must try a film
cast. Ujung-ujungnya makasih lagi ya All…..
Kita lanjut di part V…
Fitria tee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar