Rabu, 12 Juni 2013

PKL Moment part V (end)


Hay...Aaaalll...
yati all balik lagi,
sebelumnya maaf ya.. atas jeda panjang untuk melanjutkan part V ini. maklumlah tugas yang saling susul-menyusul dan deadline yang semakin dekat mampu membuat moodku menulis kembali berlarian dan memusnahkan selera humorku. tapi tenang, aku bakal tetep lanjutin kok part V PKL moment pasukan pelopor para all-all....
gimanapun, jadi penulis harus konsisten (>.<), ya nggak All?
Part lima ini kita mulai dari pagi yang indah di Sei Rotan desa penuh cinta dan kenangan. pagiku dimulai dengan terciumnya aroma telur ceplok dari rambutku (tadi malem keramasnya nggak-bersih-bersih-amat karena takut). kali ini  aku dan triple Y ku dapet piket lagi buat belanja lagi ke pasar batang kuis. rencanaya hari ini gbf masak SUP AYAM KUAH BAKSO, dan itu sangat yummmi sekali.(cius ^_^v).  pulang belanja kami nggak ada rencana kemana-mana, karena semua pada sibuk sama laporan pribadi masing-masing.
Tapi ternyata, pagi itu anak PAUD seroja pada mau ke kolam renang, awalnya aku malas, tapi yantie-chan dengan segenap kekuatannya maksa. aku alasan aja, nggak bawa sunblock-mahal-minta-ampun itu, tapi yantie-chan dengan setiap kekuatannya dan jurus silatnya teteup maksa lagi. jadi ujung-ujungnya kami pergi juga ke kolam renang . karena yang lain pada malas,yang pergi cuma aku, yantie-chan, yani, dan selly. niat awal pergi ke kolam sebenarnya untuk bantu-bantu para guru PAUD jagain anak-anak. tapi berhubung sesampai disana kami begitu terpesona liat itu kolam renang, jadi kami keasyikan sendiri. waktu di kolam terasa sangat-sangat singkat (bahkan aku dan yantie-chan belum memulai pertunjukan rennag gaya-unggas-yang-penting-ngambang itu), akhirnya setelah waktu renang yang singkat itu, kami  memilih pulang duluan dan meninggalkan anak-anak paud yang masih asik berenang.
Sesampai di rumah nenek, kami langsung menjalani sesi peeling dan masker (semuanya minta sama yantie-chan, *teriak bilang makasih -yantie-chan sambil nunduk-nunduk*). Aku dan yantie-chan yakin kulit kami telah gosong beberapa derajat pasca pulang dari kolam. Ditambah lagi hari terik dan kami pulang dengan pakaian tetap kuyup dari kolam itu. Setelah acara masker-maskeran yang ternyata tak nggak mengatasi kegosongan kulit kami sama sekali, akhirnya kami kembali bermalas-malasan nuggu antrian mandi.
Malas-malasan itu terus berlanjut sampai sore diselingi kesibukan tugas masing-masing. Sorenya, seperti biasa, anak-anak mulai berdatangan untuk belajar tambahan. Suasananya kurang lebih seperti kemarin, riuh dengan murid-murid sister linda gbf yang bersemangat dan murid-murid sugai yang centil nggak ketulungan. Selepas magrib, kami membagikan kue dari salah seorang anak yang membawa kue buat dibagikan karena dia berulang tahun. Jadi kami membuat acara perayaan kecil-kecilan untuk si anak ini sekaligus menghaturkan doa. Temen-temen pada narik aku ke tempat perayaan itu, mereka bilang biar sekalian ulang tahunku dirayain juga. (padahal sampai disana aku cuma majang doang dan sugai selaku pemimpin doa dengan tega cuma mendoakan anak itu aja dan tidak mendoakanku juga, sugai all… trus kw tega…….-_-)
Keesokannya di hari jumat, aku, triple Y ku beserta ana rida kembali piket. Siangnya kami berencana pergi ke pantai, tapi berhubung dosen kami mau datang buat memantau keadaan, rencana itu kami batalkan. Suasana kedatangan dosen itu lumayan mencekam, meskipun tidak semencekam yang aku bayangkan karena ternyata yunai udah gencatan senjata dengan tamu kami itu.  Sepulang dosen kami, kami kembali bersemangat melanjutkan rencana ke pantai yang sempat batal. Kami akhirnya memilih berangkat sore itu ke pantai sekalian menyaksikan sunset alias matahari tenggelam. Kami juga dengan tega meliburkan kegiatan belajar mengajar anak-anak secara sepihak.
 Akhirnya siang itu kami berangkat dengan mencarter sebuah angkot. Kami membuat perjanjian untuk tidak boleh ada yang pergi dengan sepeda motornya dan tidak boleh membawa baju ganti. Tapi perihal baju ganti ini banyak yang melanggar, yunai dan yantie-chan bahkan membawa gaun untuk sesi pemotretan pra wedding mereka.
Akhirnya semua sepeda motor kami titipkan, kemudian kami 17 pasukan all ditambah putra dan a’a joko berangkat menaiki angkot tersebut yang mendadak berubah mengerikan. Gimana enggak? Itu Angkot udah sarat penumpang karena dimuat 19 orang pasukan All-all yang siap bertempur . Sepanjang jalan kenangan perjalanan menuju pantai kami sibuk bernyanyi, berceloteh dan nge make over sugai dan sang ketua rahmad. Mulai Dari sesi rol rambut sampai sesi pembuatan tanduk-tandukan dan hasilnya terlihat sangaaat…. Tidak keren.( maaf All, kami khilafff…)
Perjalanan terasa lama karena angkot kendaraan perang kami sempat nyasar beberapakali dan mutar-mutar ke markas musuh dan karenanya perjalanan terasa lama. Keriuhan dalam angkot sontak berhenti ketika angkot kami tanpa sengaja menabrak seekor kucing malang dan membuatnya kehilangan nyawa. kami sempat bingung plus histeris ngeliat itu kucing malang meregang nyawa. sampai akhirnya sang supir keluar  dengan maksud menguburkanya. Tapi tiba-tiba, anak-anak situ menawarkan menguburkannya. Kami memberinya sedikit imbalan sambil berterimakasih dan meneruskan perjalanan. Sepanjang jalan semua pasukan all all terdiam. Suasana kembali mencekam, bahkan lebih mencekam dibanding kedatangan dosen tadi. Mungkin kami masih sock dan agak berduka (lebay lagi)  Rest In Peace kucing-malang-kelindes-angkot-pasukan-all-all(maafin kmilah… kami khilaffff)
Menjelang sore, kami sampai di pantai yang kelihatannya lagi pasang. Suasana pantai yang sedang pasang itu tidak menyurutkan niat kami buat melanjutkan sesi pemotretan. Didukung landscape matahari terbenam yang memang sangat menawan, kami mempersiapkan peralatan perang properti pemotretan dan memulai  memproduksi foto sebanyak-banyaknya. Kami terus berfoto sampai langit berubah gelap dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang.
Sesampai di rumah nenek, hari sudah malam dan kami seperti biasa berlomba mengantri mandi. Setelah itu acara dilanjutkan dengan sesi main kartu berhadiah colekan beda baby. Lupakan soal briefing-briefing, karena kami terlalu keasyikan main kartu. Lagian besok kami udah mau pulang. Permainan kartu terus berlanjut sampai tengah malam sehingga zombie-zombie kemarin bangkit lagi. Di akhir permainan kartu, para zombie all mengakhiri dengan sesi foto-foto kenangan sebelum kembali ke alamnya.
Di hari terakhir, yakni hari sabtu yang ternyata juga tanggal merah, ternyata dipenuhi dengan berbagai agenda. Pagi-pagi buta aku dan yantie-chan udah disuruh membeli bingkisan buat pak kades (lapak baju mana sih yang udah buka jam setengah tujuh pagi?). selain itu kami masih punya  agenda mengadakan acara perpisahan dengan ank-anak sei rotan, berpamitan sama bapak kepala dusun serta mengunjungi rumah Pak kades buat berpamitan juga. Setelah selesai mandi, aku dan beberapa teman lainnya ditugaskan ke rumah bapak kepala dusun terlebih dahulu  untuk  berpamitan. Sesampai disana, maksud hati Cuma pengen berpamitan sambil basa-basi dikit, ternyata Pak kepala dusun malah ceramah pernikahan panjang kali lebar ( siapa juga yang mau ijab-kabul-akad-nikah? Pak…Pak.. terus bapak gitu..*_*v)
Pulangnya, rumah nenek udah rame karena anak-anak sudah pada datang. sementara itu  Yantie-chan masih membutuhkan data untuk tugas pribadinya sehingga aku menemaninya untuk menemui sekjen GMN buat minta data. Sehabis mengambil data aku dan yantie-chan terperangah ngeliat semua anak-anak kompakan menangis, usut punya usut acara ternyata sudah dimulai dan anak-anak sedih buat ditinggal pergi sama kami (kata temen-temen yang lain, anak-anak pada nangis juga karena sambutan perpisahan dari sugai yang sok dramatis ala kyai itu, All.. All, trus kw gitu..) untuk menghibur anak-anak kami mengajak mereka bermain ‘bos berkata’ dan mengajak meraka nyanyi bareng juga. Susahnya karena mereka keburu mewek juga, jadi agak susah ngiburnya.
Setelah acara perpisahan selesai dan anak-anak pada pulang, kami segera mengunjungi rumah pak kades buat berpamitan, mengucapkan salam perpisahan dan mengucapkan terimakasih yang mendalam. Tidak lupa pula kami berfoto bersama Pak kades Sei Rotan.
Pulang dari tempat kades, kami briefing terakhir sambil menikmati makan siang. Kemudian melanjutkan dengan packing barang-barang kami yang sumpah-berantakan-sekali. Setelah acara packing dan bersih-bersih kamar yang agak rempong, akhirnya angkot charteran kami datang. Kamipun segera berpamitan ke pada tuan rumah (kak ari, a’a joko dan putra) dan meniggalkan sepucuk surat buat nenek (karena nenek lagi nggak di rumah)dan kami juga berpamitan dengan para ibu-ibu anggota KUBE yang telah bersusah payah mengebut pesanan oleh-oleh kami. Acara pamitan tersebut agak dramatis memang.
Nggak terasa kami udah ngabisin 10 hari di desa ini, Desa Sei Rotan. begitu banyak hal-hal yang telah terjadi dan kami alami selama 10 hari itu. Begitu banyak pengalaman yang kami dapat. Akhirnya kami hanya dapat mengucapakan terimakasih dengan sangat buat nenek Ngati, kak Ari, A’a Joko dan Putra yang telah menerima kami di rumah itu dengan baik. Maaf kalo kedatangan kami udah ngerepotin. Kami juga minta maaf j karena udah bikin rice cooker nenek rusak  (kami khilaff nek..) sepuluh hari disana akan kami jadikan sebagai sebuah moment yang akan selalu kami ingat. PKL moment tentunya akan menjadi bagian dari cerita kuliah kami.
Makasih juga buat teman-teman semua para pasukan all-all, semoga dengan begini pertemanan kita makin solid dan kedepannya perjalanan kuliah kita tetap lancar. Amin… kalo ada waktu, ayo kita balik ke sana.
PKL moment part V ini menjadi part terakhir dalam cerita perjalanan pkl pasukan para all-all. Maaf kalo dalam penulisannya ada salah-salah kata, ada adegan atau moment yang terlupakan buat diceritakan (maklumlah, kapasitas otakku masih ala kadarnya). Maaf juga kalo misalnya ada kata-kata yang menyinggung perasaan kalian ya.. All. PKL moment ini aku tulis semata-mata hanya untuk seru-seruan dan berbagi buat semuanya. Kalian bisa baca lagi, kalo sewaktu-waktu kangen masa masa pkl.
It’s glad to be a part of you All...
Bye All..
Fitria Tee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar